Semua orang tentu bercita-cita untuk bisa hidup berkecukupan dan
bahagia sampai masa tuanya. Masa pensiun pun bisa diisi oleh kegiatan
yang menyenangkan, bukannya membebani anak cucu dengan masalah ekonomi.
Untuk mencapai kondisi yang dikenal dengan istilah Financial Freedom
ini tentu butuh perencanaan yang matang. Lalu kapan sebaiknya kita
mempersiapkan financial freedom kita? “Sebaiknya kita mulai paling
lambat di usia 35 tahun, jadi ada waktu sekitar 20 tahun untuk
mempersiapkan sebelum masuk usia pensiun,” tutur Eko P. Pratomo Senior
Advisor BNP Paribas Investment Partners.
“Tapi kadang financial freedom itu tidak cukup. Saya punya banyak
teman yang sudah mencapai financial freedom, mereka mau beli apa saja
bisa. Tapi ternyata hidupnya tidak bahagia,” tambah Eko yang sudah
bergelut dalam perusahaan manajer investasi selama 17 tahun. Eko lebih
memilih untuk melihat masalah ini dengan “kacamata” Financial Wisdom.
Itulah sebabnya Eko memilih judul 50 Financial Wisdom untuk buku
terbarunya berisi kumpulan artikel-artikelnya yang tiap minggu
diterbitkan di Harian Kontan dalam waktu kurang lebih satu tahun
terakhir.
Dalam bukunya Eko berusaha mengingatkan untuk mulai merencanakan
keuangan dengan cermat. “Sebaiknya kita harus duduk, menghitung, dan
merencanakan semua kebutuhan keuangan. Tapi nyatanya, banyak yang malah
stres melihat betapa besar dana yang harus dikumpulkan. Akibatnya,
mereka bukan termotivasi tapi malah jadi tak mau peduli,” tutur Eko
dalam acara peluncuran bukunya Rabu (12/12) di Hotel Santika Jakarta.
Idealnya, dalam masa kerja kita mengumpulkan dana yang cukup untuk
disimpan di bank dan di masa pensiun kita bisa hidup sehari-hari dengan
bunga deposito. Tapi suku bunga deposito saat ini begitu rendah,
sementara inflasi bergerak terus dengan cepat. Untuk bisa mengatasi
masalah ini Eko menyarankan untuk mulai merintis usaha yang sesuai
dengan passion kita. “Sebaiknya kita berangkat dari passion,” tambahnya.
Di sisi lain, Eko juga prihatin melihat rendahnya suku bunga deposito
perbankan membuat banyak orang terjebak untuk mengambil investasi
bodong yang berani memberikan imbal hasil besar. “Kalau deposito nol
koma per bulannya, mereka berani memberikan jaminan 2% per bulan. Tentu
saja banyak yang tergiur,” terangnya.
Padahal investasi semacam ini hanya jadi-jadian yang akan bisa hancur
sewaktu-waktu. “Kuncinya, Anda jangan pernah masuk ke dalam investasi
yang menjanjikan jaminan imbal hasil yang pasti. Karena tak ada yang
bisa menjamin hasil investasi. Di negeri ini yang bisa memberikan
jaminan hanya ada Lembaga Penjamin Simpanan untuk para nasabah
perbankan,” tutur Eko.
Di atas segalanya Eko juga mengingatkan kita untuk percaya bahwa
Tuhan itu baik. “Mungkin Anda stres melihat berapa besar kebutuhan
keuangan kita di masa yang akan datang. Tapi percayalah Tuhan itu akan
memelihara kita. Buktinya cecak yang tidak bisa terbang itu masih bisa
makan kenyang walau makanannya adalah serangga yang bisa terbang ke
mana-mana,” tandasnya.
http://personalfinance.kontan.co.id/news/financial-freedom-belumlah-cukup-untuk-bahagia/2012/12/13
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan tanggapan, pertanyaan di sini, kami akan segera meresponnya.