Skip to main content

Mudah Loh Mengatur Gaji Anda

Banyak ibu-ibu pusing karena gaji suami cuma lima juta koma alias tanggal 5 sudah koma. Bagaimana cukup? Belum bayar SPP, belum makan, belum transport.

Padahal, banyak orang awam telah melakukan perencanaan keuangan jauh sebelum ilmu perencanaan keuangan mulai membumi seperti saat ini. Hanya saja mereka melakukan hal tersebut dengan cara dan komposisi yang berbeda. Contohnya, orang tua zaman dahulu mengajarkan anak-anaknya melakukan perencanaan lebaran dengan nyelengi atau menabung dalam bumbung bambu tiang rumah, sehari Rp300. Itu salah satu bentuk perencanaan keuangan.

Sebenarnya, berapa komposisi dan posnya apa saja agar berapapun pendapatan, gaji, keuntungan bisnis cukup untuk memenuhi biaya hidup hari ini, untuk besok, serta untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang?

Dalam tulisan ini, saya akan mengulas khusus untuk direktur keuangan dalam rumah tangga dalam hal ini biasanya "sang ibu". Siapkan catatan, termasuk catatan keuangan setidaknya selama tiga bulan terakhir.

Pada dasarnya, pengeluaran rumah tangga itu "hanya" ada :
1. mengeluaran sosial, zakat minimal 2,5%; perpuluhan (10%), derma, dan lain-lain secara rata-rata minimal 10% dari pendapatan.
2. membayar kewajiban (cicilan utang produktif, seperti KPR) maksimal 30% dari pendapatan. Jika Anda tidak memiliki utang budget pos ini direkomendasikan dialihkan ke pos investasi;
3. berinvestasi untuk dana pendidikan anak, dana pensiun, perjalanan rohani, membeli aset, dan lain-lain miinimal 20% dari pendapatan;
4. living cost atau biaya hidup, makan, listrik, transport, jalan-jalan, dan lain-lain maksimal 40% dari pendapatan.

Nah sekarang, kelompokkan segala macam pengeluaran sesuai kategori di atas, mendekatkah komposisinya? Selamat jika iya dan jika belum lakukan penyesuaian agar setidaknya mendekati batas aman tiap pos pengeluaran. Mudah bukan?

Artyikel telah diterbitkan di http://m.wartaekonomi.co.id

Popular posts from this blog

Beban Hutang Pra Nikah

"Saya hendak menikah, tetapi minder, calon suami seorang Pengusaha dan kondisi saya banyak hutang akibat bangkrut berbisnis. Saat ini saya bekerja sebagai karyawan, namun gaji habis utk membayar cicilan dan Saya berikan kepada ibu. Apa yg harus saya lakukan mba?" Nita. Eng ing eng..... Kondisi yang tidak mudah jika saya di posisi mba Nita. Perlu di ketahui, beban hutang, dan tanggungan sebelum menikah menjadi salah satu penyebab kekacauan rumah tangga. Oleh karena itu, mba Nita HARUS mengkomunikasikan beban hutang dan alokasi untuk ibu tersebut kepada calon suami, dan di sepakati : 1. Bagaimana sistem keuangan nantinya, apakah SUAMI (Semua Uang Milik Istri), suami presiden, istri mentri keungan, atau uangku uangku - uangmu uangmu dan masing2 menanggung beban pengeluaran yang telah di sepakati. 2. Sistem keuangan menentukan akhirnya Beban hutang menjadi tanggungan siapa nantinya, tanggungan bersama, atau tetap tanggungan mba Nita. 3. Juga bagaimana dengan alokasi untuk ...

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

STEP BY STEP PROSES FINANCIAL PLANNING DI SHILA FINANCIAL

Berikut ini adalah step by step proses konsultasi keuangan di SHILA FINANCIAL sesuai dengan standar IARFC: Calon klien diharapkan memberikan informasi terperinci tentang kondisi keuangannya. Untuk itu, calon klien diminta untuk melakukan asesmen keuangan dengan mengisi formulir DGQ (Data Gathering Questionnaire). Pengisian formulir DGQ akan membantu kami untuk memahami lebih lanjut kondisi keuangan dan faktor-faktor non-keuangan yang berpengaruh pada calon klien. Formulir DGQ dapat diisi secara langsung pada saat konsultasi atau dapat diirim melalui email jika tidak memungkinkan bertemu langsung. Setelah formulir DGQ dikirimkan kembali dan kami sudah memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi dan tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh calon klien, kami akan melakukan Financial Check-up dan mengirimkan hasilnya beserta surat penawaran biaya konsultasi sesuai dengan lingkup kerja yang diinginkan oleh calon klien. Surat penawaran tersebut terbuka untuk diskusi, dan jika sudah disepak...