Skip to main content

KELUARGA MUDA , PERLU BERHATI-HATI DENGAN FASILITAS DARI ORANG TUA

Sudah menikah namun masih kekanak-kanakan, “disuapin” orang tua atau masih menggantungkan hidup dari support orang tua, salah satunya support finansial, dalam bahasa kekinian disebut dengan kid-parents.

Salah satu hal yang menjadi pertanyaan dalam pembuatan bookplan adalah,”biasa mengalokasikan berapa untuk orang tua dan mertua?”
Jawaban beragam,
· rutin mengalokasikan dan memberikan,
· mengalokasikan namun disimpan dalam rekening tersendiri, karena baik orang tua maupun mertua berkecukupan,
· tidak mengalokasikan secara rutin, hanya jika ortu minta baru dikasih
· Tidak mengalokasikan malah menerima bantuan dari orang tua secara rutin.

Poin 3 pertama wajar-wajar saja, perlu waspada adalah pada poin keempat. Jika sudah biasa menggantungkan keuangan kepada orang tua, maka jika tidak mulai diantisipasi, akan menjadi biang permasalahan, seperti perselisishan diantara saudara dan beban di kemudian hari ketika dana itu terhenti, karena tidak ada sesuatu yang abadi baik harta maupun usia.

Beberapa hal bisa dilakukan untuk tidak biasa menggantungkan pada pemberian oarang tua meski itu hanya sepersekian persen dari pendapatan keluarga .

Menyimpan
Pemberian orang tua bisa disimpan dalam rekening tersendiri, yang bisa digunakan suatu saat jika orang tua membutuhkan, Misalnya orang tua sakit dan butuh biaya tambahan, memperbaiki rumah orang tua, membiayai orang tua wisata, hadiah ulang tahun, biaya pemakaman dan membayar hutang-hutang jika orang tua tidak meninggalkan harta warisan lagi dan lain sebagainya.

Menggunakannya untuk Sosial

Uang pemberian orang tua dapat dialokasikan ke dalam kegiatan sosial seperti pembangunan masjid, menyantuni kaum fakir, panti asuhan dan lain sebagainya sebagai tabungan orang tua dalam bentuk infak, sedekah atau derma atau perpuluhan.

Membaginya dengan Saudara yang lain

Fakta di lapangan, bahwa orang tua sering memiliki kecenderungan kepada salah satu anaknya, sehingga memberi lebih kepada anak yang dicenderungi tersebut. Hal ini seringkali berpengaruh pada perasaan anak lain baik yang merasa diberi lebih sedikit atau lebih banyak dari orang tua.

Menghindari kesenjangan ini, yang merasa lebih, baik lebih karena penghasilan sendiri atau lebih dari pemberian orang tua bisa membaginya kepada keponakan dalam bentuk tabungan, biaya sekolah atau mengumpulkan pemberian tersebut dalam rekening penyimpanan seperti dalam opsi pertama.

Penting adalah keterbukaan dengan saudara, agar mengurangi potesi konflik di kemudian hari seperti yang sat ini banyak terjadi, “ kamu kan menerima dari bapak lebih banyak, ya sekarang kamu harusnya iuran lebih banyak untuk biaya rumah sakit bapak.” Salah satu contohnya seperti itu.

Pemberian orang tua dalam ini bukan pemberian pada momen-momen khusus, seperti lebaran, natal ataupun momen hadiah ulang tahun,karena sifatnya hanya sesekali .

Tetap Alokasikan Untuk Orang Tua
Mengelola keuangan rumah tangga, sebaiknya tetap alokasikan untuk orang tua. Dalam hal orang tua berkecukupan, anda dapat menyimpannya danmemberikannya suatu saat sesuai kebutuhan orang tua. 

Jika orang tua dalam kondisi tidak berkecukupan, sebesar apapun orang tua akan bahagia menerimanya, sebagi bentuk bakti dan perhatian. Lebih bagus lagi jika sebagai anak, jangan sampai orang tua nembung” atau minta, sebelum orang tua minta anak sudah faham, sudah tahu bahwa orang tuanya butuh.

Contoh sepele, seorang teman saya memiliki orang tua yang di masa pensiunnya tetap menggarap sawah.  Musim kemarau tiba, yang  lumayan panjang, anomali di banding tahun-tahun sebelumnya.
Si anak menelpon bapaknya,” Bapak perlu pompa baru untuk mengairi sawah?”

“iya Nak, alhamdulillah, terimakasih…..,” sambil diriingi doa yang panjang.
Itu salah satu contoh, bentuk kecil pemanfaatan dana alokasi untuk orang tua.

Ingat, orang tua rata-rata meski tidak semua, tidak mengharapkan kiriman, balas budi dari anaknya, namun mereka akan sangat bahagia sekali, ketika menerima jerih payah anaknya baik dalam bentuk, hadiah, sedekah, sosial yang diatas namakan orang tua. Mereka bahagia ternyata hasil mereka mendidik, menyekolahkan, sebagai bentuk kewajiban orang tua terhadap anak ada wujudnya, selain kunjungan rutin baik dalam bentuk fisik datang, maupun suara dalam bentuk telepon.

Dari alokasi pos untuk orang tua ini dan berapa besarannya? Simak dalam artikel selanjutnya.
Nah, sudahkah kita mengalokasikan pendapatan untuk orang tua?

Sila Konsultasikan rencana keuangan Anda, maupun mengadakan pelatihan atau seminar seputar perencanaan Keuangan, bersama ahlinya. SHILA FINANCIAL,

 Salam Financial , semoga bermanfaat


ILA ABDULRAHMAN, S.Pt. RIFA, RFC - AIDIL AKBAR MADJID & PARTNERS

Artikel relah diterbitkan di detik finance.



Popular posts from this blog

NAFKAH ANAK PASCA BERCERAI, TANGGUNGJAWAB SIAPA ?

Sering sekali, pasca cerai, mantan istri banting tulang bak roller coaster demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Suami? Kan kita sudah cerai, dan kamu udah nikah lagi. Pernah dengar yang begini?  Lalu, sebenarnya kewajiban siapakah?  1. Secara syariah  Setiap manusia – selain Adam, Hawa, dan Isa–, tercipta dari satu ayah dan satu ibu. Karena itu, dalam aturan agama apapun, tidak ada istilah mantan anak, atau mantan bapak, atau mantan ibu. Karena hubungan anak dan orang tua, tidak akan pernah putus, sekalipun berpisah karena perceraian atau kematian. Berbeda dengan hubungan karena pernikahan. Hubungan ini bisa dibatalkan atau dipisahkan. Baik karena keputusan hakim, perceraian, atau kematian. Di sinilah kita mengenal istilah mantan suami, atau mantan istri. Dalam islam, kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada ayah, dan bukan ibunya. Karena kepada keluarga, wajib menanggung semua kebutuhan anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya. Keterang...

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

Belajar dari Kasus Perceraian Ria Ricis & Tengku Ryan, Bagiamana Sebaiknya Perceraian?

Terima kasih Ryan-Icis, dengan kasus kalian, banyak Ibu belajar menjadi mertua, banyak gadis belajar jadi menantu, dan para pria, belajar jadi suami dan anak seorang ibu. Per 05 Mei 2024 sore sebelum ditutup aksesnya oleh MA, putusan sidang Ria Ricis & Tengku Ryan bernomor 547/PDT.G/2024/PA.JS telah didownload sekitar 500ribu kali. Credit Foto : Liputan 6 Ya, putusan sidang yang telah ingkrah memang dapat diakses oleh siapa saja, sehingga bijak-bijaklah dalam declare alasan perceraian yang akan digunakan sebagai alasan di pengadilan. Bicarakan dan sepakati semua di luar pengadilan. Bayangkan, jika kelak anak cucu membaca apa alasan tersebut, sangat mungkin apa yang disebut "aib" akan melukai mereka. Menurut Perencana Keuangan, Ila Abdulrahman, berikut adalah hal-hal yang baiknya dibicarakan di luar persidangan, yaitu tepatnya sebelum sidang perceraian. Bayangkan seperti drama-drama korea, surat gugatan telah disepakati dan ditandatangani berdua, baru diajukan ke pengadi...