Skip to main content

Lima Tips Perencanaan Pensiun

 Setiap orang pasti menginginkan pensiun dengan tenang. Sayangnya, merencanakan  pensiun bukanlah ilmu pasti, karena itu banyak orang gagal dalam menyiapkan masa depan.

Para perencana keuangan memberikan beberapa aturan kepada orang yang akan menyusun rencana pensiun, seperti dikutip dari laman NBCnews:

1. Jangan terlalu optimistis


President of Wealth Financial Group West, Tami Simpson, menjelaskan berpikir terlalu positif bukanlah resep terbaik untuk menabung untuk hari tua. Memasukkan pesimisme dalam menyusun program pensiun juga baik.

"Salah satu tantangan terbesar dalam menyusun perencanaan pensiun adalah membawa harapan orang-orang dalam kenyataan sesungguhnya," katanya.

Optimisme yang berlebihan dapat bias dan menyebabkan kesalahan perencanaan. Melebih-lebihkan skenario kesuksean finansial dan tidak memperhitungkan risiko yang tinggi merupakan kesalahan yang fatal.

"Sederhananya, jangan hanya berharap untuk hari yang cerah, siapkan juga rencana untuk hujan," katanya.

2. Jangan meremehkan pengeluaran


Saat orang memasuki masa-masa emas, maka biasanya orang akan menjadi boros dan melupakan rencana pensiun. Padahal saat pensiun, masih ada kehidupan 20-30 tahun lagi yang membutuhkan dana besar seperti kesehatan, rumah dan kebutuhan sehari-hari.

Saat pensiun, orang akan lebih sering berlibur dan merenovasi rumah daripada saat sedang bekerja. Itu semua membutuhkan dana yang tinggi, bahkan lebih tinggi tiga kali lipat saat masih bekerja.

Inflasi dapat menggerogoti tabungan dan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam jangka panjang. Perencana keuangan Mainstay Financial Group, Annalee Leonard mendorong kliennya untuk fokus pada pengeluaran masa depan.

"Kami harus melihat pendapatan, inflasi, kebutuhan jangka panjang, kesehatan medis dan keadaan darurat pada masa depan," katanya.

3. Jangan hanya fokus pada investasi

Investasi memang penting untuk rencana pensiun, namun tidak kalah pentingnya memikirkan yang lain seperti menghapus utang sebelum pensiun dan belajar untuk hidup sederhana dan hemat.

Penulis "How To Retire The Cheapskate Way: The Ultimate Cheapskate’s Guide to a Better, Earlier, Happier Retirement”, Jeff Yeager, mengatakan hidup hemat adalah ujian untuk mengontrol anggaran pensiun, ketika anda tidak lagi memiliki gaji yang masuk ke dalam rekening bank.

Melunasi utang sebelum pensiun adalah inti rencana jangka panjang. Mengubah gaya hidup anda menjadi lebih sederhana dan hemat untuk melunasi utang dapat membantu anda di hari tua.

4. Siapkan dana pendidikan anak sejak dini
Banyak orang yang masih menanggung beban pendidikan anak-anaknya saat mereka mulai masuk masa pensiun, yang berarti mereka sendiri berada di titik risiko finansial.

Merencanakan pensiun berarti memprioritaskan ulang tujuan hidup anda. Menggeser pola pikir sejak dini dengan menyiapkan dana pendidikan untuk anak serta uang darurat  sangat penting.

Mempersiapkan pensiun adalah saat anda harus berkonsentrasi pada keuangan diri sendiri untuk memasuki periode tidak ada lagi aliran pendapatan.

Mendorong anak untuk hidup mandiri dan mencari beasiswa dapat menolong rencana pensiun. Sangat susah bilang tidak kepada orang yang kita cintai, namun memenuhi kebutuhan gaya hidup anak, seperti membelikan mobil untuk kuliah, bukan solusi yang baik.

5. Ketahui kesehatan keuangan anda
Selalu memeriksa kondisi keuangan secara periodik adalah kunci merencanakan pensiun yang baik. Memeriksa kesehatan keuangan dapat berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional sebelum ada masalah, dan ada waktu untuk memperbaiki strategi keuangan.

"Diskusikan dengan seseorang yang dapat memberikan informasi keuangan, meminta nasihat dengan mencari contoh krisis keuangan yang dialami orang lain agar anda tidak terjebak di masalah yang sama," katanya. 

Sumber : © VIVA.co.id

Artikel Terkait

Popular posts from this blog

Beban Hutang Pra Nikah

"Saya hendak menikah, tetapi minder, calon suami seorang Pengusaha dan kondisi saya banyak hutang akibat bangkrut berbisnis. Saat ini saya bekerja sebagai karyawan, namun gaji habis utk membayar cicilan dan Saya berikan kepada ibu. Apa yg harus saya lakukan mba?" Nita. Eng ing eng..... Kondisi yang tidak mudah jika saya di posisi mba Nita. Perlu di ketahui, beban hutang, dan tanggungan sebelum menikah menjadi salah satu penyebab kekacauan rumah tangga. Oleh karena itu, mba Nita HARUS mengkomunikasikan beban hutang dan alokasi untuk ibu tersebut kepada calon suami, dan di sepakati : 1. Bagaimana sistem keuangan nantinya, apakah SUAMI (Semua Uang Milik Istri), suami presiden, istri mentri keungan, atau uangku uangku - uangmu uangmu dan masing2 menanggung beban pengeluaran yang telah di sepakati. 2. Sistem keuangan menentukan akhirnya Beban hutang menjadi tanggungan siapa nantinya, tanggungan bersama, atau tetap tanggungan mba Nita. 3. Juga bagaimana dengan alokasi untuk ...

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

STEP BY STEP PROSES FINANCIAL PLANNING DI SHILA FINANCIAL

Berikut ini adalah step by step proses konsultasi keuangan di SHILA FINANCIAL sesuai dengan standar IARFC: Calon klien diharapkan memberikan informasi terperinci tentang kondisi keuangannya. Untuk itu, calon klien diminta untuk melakukan asesmen keuangan dengan mengisi formulir DGQ (Data Gathering Questionnaire). Pengisian formulir DGQ akan membantu kami untuk memahami lebih lanjut kondisi keuangan dan faktor-faktor non-keuangan yang berpengaruh pada calon klien. Formulir DGQ dapat diisi secara langsung pada saat konsultasi atau dapat diirim melalui email jika tidak memungkinkan bertemu langsung. Setelah formulir DGQ dikirimkan kembali dan kami sudah memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi dan tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh calon klien, kami akan melakukan Financial Check-up dan mengirimkan hasilnya beserta surat penawaran biaya konsultasi sesuai dengan lingkup kerja yang diinginkan oleh calon klien. Surat penawaran tersebut terbuka untuk diskusi, dan jika sudah disepak...