"Saya hendak menikah, tetapi minder, calon suami seorang Pengusaha dan kondisi saya banyak hutang akibat bangkrut berbisnis. Saat ini saya bekerja sebagai karyawan, namun gaji habis utk membayar cicilan dan Saya berikan kepada ibu. Apa yg harus saya lakukan mba?" Nita.
Eng ing eng.....
Kondisi yang tidak mudah jika saya di posisi mba Nita.
Perlu di ketahui, beban hutang, dan tanggungan sebelum menikah menjadi salah satu penyebab kekacauan rumah tangga. Oleh karena itu, mba Nita HARUS mengkomunikasikan beban hutang dan alokasi untuk ibu tersebut kepada calon suami, dan di sepakati :
1. Bagaimana sistem keuangan nantinya, apakah SUAMI (Semua Uang Milik Istri), suami presiden, istri mentri keungan, atau uangku uangku - uangmu uangmu dan masing2 menanggung beban pengeluaran yang telah di sepakati.
2. Sistem keuangan menentukan akhirnya Beban hutang menjadi tanggungan siapa nantinya, tanggungan bersama, atau tetap tanggungan mba Nita.
3. Juga bagaimana dengan alokasi untuk ibu, juga di pengaruhi oleh sistem keuangan.
4. Jika pada akhirnya Mba Nita memang di minta suami untuk resign dari pekerjaan, artinya cicilan hutang dan alokasi untuk ibu, menjadi tanggung jawab suami, dengan sistem keuangan SUAMI, Semua Uang Milik Istri, suami presiden, istri mentri keuangan atau biasa di sebut keuangan bersama
Selain beban hutang dan tanggungan juga ada beberapa hal yang bisa di sepakati sebelum menikah, misal pembagian tugas rumah tangga, durasi menengok ortu dan mertua, pisah harta, anak mau berapa dan lain-lain.
Ada baiknya untuk urusan keuangan pernikahan berkonsultasi dengan Financial Planner.
Nah, selamat merencanakan pernikahan, semoga lancar dan menjadi keluarga yang SAMAWA. Aamiinn.