Skip to main content

Tunjangan Hari Raya, Untuk Apa Saja?



Sebagian besar karyawan minggu ini atau minggu depan sudah menerima THR (Tunjangan Hari Raya) yang besarnya sampai dua (2) kali gaji pokok. Nah, bagaimana alokasi THR tersebut, apakah di habiskan seluruhnya untuk lebaran? Berikut Tips penggunaan THR.

  1. 10 persen untuk Zakat Infak Sedekah (ZIS).  Zakat Fitrah yaa, sekalian Zakat pendapatan deh. Kemana zakat di salurkan, bisa melalui lembaga-lembaga zakat yang sudah terpercaya.
  2. 15 persen persen simpan untuk membeli kambing atau sapi. Ingat, beberapa bulan setelah idul fitri, akan menyusul datangnya Idul Adha atau Idul Qurban. 
  3. 10 persen bisa di alokasikan untuk Asuransi Mobil, Atau Asuransi Motor dan Asuransi Jiwa. Asuransi Mobil yang lengkap dengan perluasan manfaat biasanya sudah mencakup pengendara beserta penumpang di dalamnya. Ingat, perjalanan mudik selain lalu lintas yang padat, juga menuntut stamina yang prima selama berkendara. Pastikan semua payung asuransi sudah tersedia. 
  4. 15 persen alokasikan investasi, di depositokan, beli Logam Mulia atau Reksadana, atau bentuk investasi lain sesuai dengan kenyamanan anda. 
  5. 50 persen untuk lebaran, mudik, pakaian, hadiah, ampau anak dan ponakan.

Sebaiknya juga alokasikan dana rutin setiap bulan untuk persiapan menyambut ramadhan dan idul fitri, karena tradisi Indonesia ini rata-rata membutuhkan alokasi dana belanja hampir 2 kali lipat dari dana belanja bulanan di luar ramadhan.

Jika ternyata THR kali ini sudah habis, bisa di terapkan pada THR tahun depan, atau pada pendapatan-pendapatan tidak rutin lainnya, misal gaji ke-13, bonus, insentif, komisi dan lain-lain.

Nah, semoga tips singkat ini bermanfaat. Selamat mempersiapkan idul fitri. Untuk Merencanakan Keuangan anda silakan hubungi SHILA Financial di email ila.abdulrahman@gmail.com, twitter @ilaabdulrahman, FB : ila.abdulrahman.

Tulisan ini sudah di muat diRubrik Bijak Kelola Uang, Harian Joglosemar  tanggal 27 Juli 2013.




Popular posts from this blog

Beban Hutang Pra Nikah

"Saya hendak menikah, tetapi minder, calon suami seorang Pengusaha dan kondisi saya banyak hutang akibat bangkrut berbisnis. Saat ini saya bekerja sebagai karyawan, namun gaji habis utk membayar cicilan dan Saya berikan kepada ibu. Apa yg harus saya lakukan mba?" Nita. Eng ing eng..... Kondisi yang tidak mudah jika saya di posisi mba Nita. Perlu di ketahui, beban hutang, dan tanggungan sebelum menikah menjadi salah satu penyebab kekacauan rumah tangga. Oleh karena itu, mba Nita HARUS mengkomunikasikan beban hutang dan alokasi untuk ibu tersebut kepada calon suami, dan di sepakati : 1. Bagaimana sistem keuangan nantinya, apakah SUAMI (Semua Uang Milik Istri), suami presiden, istri mentri keungan, atau uangku uangku - uangmu uangmu dan masing2 menanggung beban pengeluaran yang telah di sepakati. 2. Sistem keuangan menentukan akhirnya Beban hutang menjadi tanggungan siapa nantinya, tanggungan bersama, atau tetap tanggungan mba Nita. 3. Juga bagaimana dengan alokasi untuk ...

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

STEP BY STEP PROSES FINANCIAL PLANNING DI SHILA FINANCIAL

Berikut ini adalah step by step proses konsultasi keuangan di SHILA FINANCIAL sesuai dengan standar IARFC: Calon klien diharapkan memberikan informasi terperinci tentang kondisi keuangannya. Untuk itu, calon klien diminta untuk melakukan asesmen keuangan dengan mengisi formulir DGQ (Data Gathering Questionnaire). Pengisian formulir DGQ akan membantu kami untuk memahami lebih lanjut kondisi keuangan dan faktor-faktor non-keuangan yang berpengaruh pada calon klien. Formulir DGQ dapat diisi secara langsung pada saat konsultasi atau dapat diirim melalui email jika tidak memungkinkan bertemu langsung. Setelah formulir DGQ dikirimkan kembali dan kami sudah memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi dan tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh calon klien, kami akan melakukan Financial Check-up dan mengirimkan hasilnya beserta surat penawaran biaya konsultasi sesuai dengan lingkup kerja yang diinginkan oleh calon klien. Surat penawaran tersebut terbuka untuk diskusi, dan jika sudah disepak...