Skip to main content

Heboh Unit Link (1)

Beberapa waktu yang lalu wall fb saya di share kekecewaan nasabah asuransi yg ikut unit Link.


Si Mba ini ikut 5juta/bulan dan sudah bayar selama 30bulan. Walhasil ketika di cairkan yg di terima adalah sebesar 14,900jutaan. Jadi kemana duitnya?

Begini lho sebenarnya. Simple nya :
Premi itu di bayar sesuai dg kebutuhan. Misal, kita butuh proteksi asuransi jiwa sebesar 1Milyar, itu preminya cukup 1 juta/bulan. Ya ga usah ikut dg premi 5 juta/bulan. Tetapi akan berbeda jika banya proteksi yg diambil, misal Jiwa, rawat inap, cash plan, sakit kritis, cacat tetap, payor atau bebas premi,maka tentu membutuhkan kontribusi atau premi yang cukup besar. Sayangnya saya tidak mendapat gambaran proteksi yg di ambil.

Karena....dr kontribusi yg kita bayarkan itu di potong biaya pengelolaan/akuisisi, atau entah nama lainnya sebesar : 170-300% total selama 4-5 tahun, yg terbagi dlm 80-100% tahun pertama, 50-80% th ke-2, dst.

Artinya jika per bulan kita bayar 5juta, maka tahun pertama yg di jnvestasikan Rp 0- Rp 1jt (besarnya biaya ini tergantung perusahann Asuransinya), th ke 2 Rp 1jt-2,5juta, dst.

Selain itu masih di potong lagi untuk PREMI yg sebenarnya, mangement Fee, subs fee, reedeem fee dll. Subs fee dan reedem fee besarnya hanya sekitar 2% (ini berlaku utk semua reksadana), artinya kalo reksadana murni hanya kena 2%an tadi.
Nah bayangkan jika 4 jutanya kita investkan di reksadana atau deposito ( kita hanya butuh 1juta, namun kita taruh 5 juta di link) dalam 30 bulan atau sekitar 2 tahun amn kita pilih deposito atau reksadana pendapatan tetap (Return investasi ±6%), 4jtX 30, 120juta + 6%: berapa?
Maka, konsultasikan dg benar kebutuhan asuransinya apa saja, apakah cukup benefit Jiwa saja atau perlu yg lain-lain dan cari perbandingan besaran biaya pengelolaan dan premi, sebelum memutuskan membeli.

Jenis proteksi yang dibeli tergantung :  JENIS PEKERJAAN, USIA, HISTORY KESEHATAN KELUARGA, GAYA HIDUP DAN JUMLAH TANGGUNGAN.


Hal paling gampang adalah konsultasikan dg Independen Financial Planner.

Insya Allah yg beli UL via kami sudah kami hitungkn preminya sesuai kebutuhan proteksi.

Popular posts from this blog

Beban Hutang Pra Nikah

"Saya hendak menikah, tetapi minder, calon suami seorang Pengusaha dan kondisi saya banyak hutang akibat bangkrut berbisnis. Saat ini saya bekerja sebagai karyawan, namun gaji habis utk membayar cicilan dan Saya berikan kepada ibu. Apa yg harus saya lakukan mba?" Nita. Eng ing eng..... Kondisi yang tidak mudah jika saya di posisi mba Nita. Perlu di ketahui, beban hutang, dan tanggungan sebelum menikah menjadi salah satu penyebab kekacauan rumah tangga. Oleh karena itu, mba Nita HARUS mengkomunikasikan beban hutang dan alokasi untuk ibu tersebut kepada calon suami, dan di sepakati : 1. Bagaimana sistem keuangan nantinya, apakah SUAMI (Semua Uang Milik Istri), suami presiden, istri mentri keungan, atau uangku uangku - uangmu uangmu dan masing2 menanggung beban pengeluaran yang telah di sepakati. 2. Sistem keuangan menentukan akhirnya Beban hutang menjadi tanggungan siapa nantinya, tanggungan bersama, atau tetap tanggungan mba Nita. 3. Juga bagaimana dengan alokasi untuk ...

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

STEP BY STEP PROSES FINANCIAL PLANNING DI SHILA FINANCIAL

Berikut ini adalah step by step proses konsultasi keuangan di SHILA FINANCIAL sesuai dengan standar IARFC: Calon klien diharapkan memberikan informasi terperinci tentang kondisi keuangannya. Untuk itu, calon klien diminta untuk melakukan asesmen keuangan dengan mengisi formulir DGQ (Data Gathering Questionnaire). Pengisian formulir DGQ akan membantu kami untuk memahami lebih lanjut kondisi keuangan dan faktor-faktor non-keuangan yang berpengaruh pada calon klien. Formulir DGQ dapat diisi secara langsung pada saat konsultasi atau dapat diirim melalui email jika tidak memungkinkan bertemu langsung. Setelah formulir DGQ dikirimkan kembali dan kami sudah memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi dan tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh calon klien, kami akan melakukan Financial Check-up dan mengirimkan hasilnya beserta surat penawaran biaya konsultasi sesuai dengan lingkup kerja yang diinginkan oleh calon klien. Surat penawaran tersebut terbuka untuk diskusi, dan jika sudah disepak...