Skip to main content

Penyebab Terjebak Dalam Lilitan Utang


Rendahnya kemampuan mengendalikan pengeluaran dapat memicu munculnya utang. Berikut lima kebiasaan yang sering membuat Anda terjebak dalam lilitan utang.

1. Membeli Barang yang Tidak Terlalu Dibutuhkan
Sumber utang terbesar adalah pengeluaran yang melebihi hal yang Anda butuhkan. Sebaiknya, jangan pergi berbelanja jika sedang merasa bosan di rumah karena Anda akan tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Cobalah membuat rencana yang matang jika ingin membeli sebuah barang. Jika Anda benar-benar menginginkan sesuatu, maka Anda dapat kembali di lain hari untuk membelinya.

2. Tidak Melunasi Tagihan Kartu Kredit Setiap Bulan
Banyak orang yang menggunakan kartu kredit tapi tidak langsung melunasinya. Biasanya para pengguna hanya membayar tagihan minimal setiap bulan. Kondisi tersebut akan membuat semua utang Anda menumpuk dari bulan ke bulan. Cobalah untuk melunasi tagihan setiap bulannya guna mengurangi jumlah utang pribadi Anda.

3. Tidak Menabung
Menghabiskan uang yang diperoleh setiap bulan berarti Anda tidak memiliki dana untuk keadaan darurat. Saat hal-hal buruk terjadi, Anda tak punya tabungan dan terpaksa harus berutang. Pinjaman tersebut akan berbunga dan membuat utang Anda menumpuk.

4. Tak Punya Anggaran
Tidak menuliskan anggaran keuangan akan membuat Anda kesulitan mengendalikan pengeluaran. Sebaiknya setiap bulan Anda membuat anggaran berapa jumlah uang yang digunakan untuk membayar cicilan mobil, sewa apartemen, dan juga jumlah uang yang harus ditabung. Sisa uang dari anggaran adalah nominal uang yang bisa Anda belanjakan.

5. Merasa Memiliki Banyak Uang
Seringkali Anda merasa memiliki banyak uang saat baru menerima gaji setiap bulan. Hati-hati, kondisi tersebut dapat membuat Anda menjadi sangat boros dan akhirnya di akhir bulan tak ada satu rupiah pun yang tersisa di dalam tabungan juga dompet Anda. Berjanjilah untuk senantiasa menyisihkan uang terlebih dulu sebelum menggunakannya








http://www.ciputraentrepreneurship.com/

Popular posts from this blog

Beban Hutang Pra Nikah

"Saya hendak menikah, tetapi minder, calon suami seorang Pengusaha dan kondisi saya banyak hutang akibat bangkrut berbisnis. Saat ini saya bekerja sebagai karyawan, namun gaji habis utk membayar cicilan dan Saya berikan kepada ibu. Apa yg harus saya lakukan mba?" Nita. Eng ing eng..... Kondisi yang tidak mudah jika saya di posisi mba Nita. Perlu di ketahui, beban hutang, dan tanggungan sebelum menikah menjadi salah satu penyebab kekacauan rumah tangga. Oleh karena itu, mba Nita HARUS mengkomunikasikan beban hutang dan alokasi untuk ibu tersebut kepada calon suami, dan di sepakati : 1. Bagaimana sistem keuangan nantinya, apakah SUAMI (Semua Uang Milik Istri), suami presiden, istri mentri keungan, atau uangku uangku - uangmu uangmu dan masing2 menanggung beban pengeluaran yang telah di sepakati. 2. Sistem keuangan menentukan akhirnya Beban hutang menjadi tanggungan siapa nantinya, tanggungan bersama, atau tetap tanggungan mba Nita. 3. Juga bagaimana dengan alokasi untuk ...

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

STEP BY STEP PROSES FINANCIAL PLANNING DI SHILA FINANCIAL

Berikut ini adalah step by step proses konsultasi keuangan di SHILA FINANCIAL sesuai dengan standar IARFC: Calon klien diharapkan memberikan informasi terperinci tentang kondisi keuangannya. Untuk itu, calon klien diminta untuk melakukan asesmen keuangan dengan mengisi formulir DGQ (Data Gathering Questionnaire). Pengisian formulir DGQ akan membantu kami untuk memahami lebih lanjut kondisi keuangan dan faktor-faktor non-keuangan yang berpengaruh pada calon klien. Formulir DGQ dapat diisi secara langsung pada saat konsultasi atau dapat diirim melalui email jika tidak memungkinkan bertemu langsung. Setelah formulir DGQ dikirimkan kembali dan kami sudah memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi dan tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh calon klien, kami akan melakukan Financial Check-up dan mengirimkan hasilnya beserta surat penawaran biaya konsultasi sesuai dengan lingkup kerja yang diinginkan oleh calon klien. Surat penawaran tersebut terbuka untuk diskusi, dan jika sudah disepak...