Skip to main content

TIPS MENGELOLA UANG LEBARAN

ILA ABDULRAHMAN, RIFA,  RFC® 


Lebaran idul fitri identik dengan uang saku atau angpao atau duit fitrah buat anak-anak. Entah dimulai kapan dan oleh siapa, tradisi memberi uang saku-angpao saat lebaran ini, yang jelas akhirnya momen angpao ini menjadi momen yang ditunggu oleh anak-anak. Tradisi ini rata terjadi pada semua lapisan ekonomi masyarakat, baik yang kaya, berkecukupan maupun pas-pasan, semua ingin memberi angpao, sebagai salah satu bentuk berbagi kebahagiaan.


Angpao Lebaran yang didapatkan anak milik mereka sepenuhnya. Tugas kita sebagai orang tua adalah mengajarkan cara mengelola angpao yang mereka dapatkan untuk apa saja. Tips ini bisa ditulis dan dimasukkan dalam setiap angpao yang Anda berikan kepada anak-anak.

Pemanfaatan atau penggunaan uang lebaran anak-anak dapat menggunakan prinsip 3S, yaitu di bagi dalam 3 pos : Sosial, Saving dan Shopping.

SOSIAL
Begitu angpao terkumpul segera ambil utk pos sosial, atau berbagi atau zakat, infak dan sedekah. Berapa besarannya? Untuk zakat sudah ditentukan besarannya yaitu 2,5%.

Total misal minimal 5% atau 10%, 2,5% untuk zakat dan selebihnya untuk membantu teman sekolah yang belum cukup kebutuhan sekolahnya, atau donasi ke panti asuhan, atau bersama-sama teman yang lain dibelikan barang kemudian pergi bersama-sama ke panti sosial.

SAVING
Mendidik anak untuk meraih keinginan dengan terencana, karena tidak semua hal bisa dipenuhi, dibeli saat ia menginginkannya.

Misalkan si anak memiliki keinginan wisata atau membeli sepeda padahal tidak bisa dibeli atau pergi wisata saat itu juga, sehingga harus savingatau menabung untuk membelinya.

Besaran pos saving 50%, bisa diajarkan menabung, membeli logam mulia, atau membuka deposito, mengumpulkan Rp 1 juta pertama, Rp 5 juta pertama, Rp 10 juta pertama dan seterusnya.

Selanjutnya jika sudah terkumpul, bisa dimanfaatkan untuk membeli atau memenuhi keinginan anak, misal membeli notebook, berwisata dengan biaya sendiri, dll. Atau boleh juga diajarkan anak untuk berinvestasi di reksadana atau saham.

Ingat pepatah Warrent Buffet yang mengatakan bahwa dia terlambat berinvestasi, padahal usianya saat itu baru 11 tahun saat memulai investasi di saham (wikipedia).

SHOPPING
Sisanya 40% boleh digunakan untuk belanja apa yang dibutuhkan, atau diinginkan anak saat itu. Terkadang tidak mudah memberi pengertian kepada anak-anak antara dia belum butuh dan sekedar keinginan. Perlu ketegasan dan kekompakan bapak dan ibunya.  

Ketiga prinsip diatas dapat juga diterapkan untuk mengatur keuangan anak-anak sehari-hari, baik uang saku sekolah ataupun uang hasil bisnis anak-anak.

Nah, selamat berlebaran, Mohon Maaf Lahir dan batin. Semoga bermanfaat dan salam finansial.

Untuk terhubung dengan kami silakan follow akun sosial media kami di @shilafinancial, disana Anda juga dapat berinteraksi langsung.


Untuk layanan :
 
Konsultasi & Free Financial check up : 085747588894
Event : 08881851225, shila.financial@gmail.com

Artikel telah diterbitkan oleh detik finance.



Popular posts from this blog

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili

SHILA FINANCIAL

Shila Financial is a trusted financial consultancy brand committed to providing easy-to-implement, affordable, and professional financial solutions to the public. We recognize that many people struggle with managing their finances, and therefore we have Certified Financial Planners and internationally licensed professionals to help them better plan their finances and achieve a more empowered life and financial position. We have two business units: Shila Consulting and Shila Institute. Shila Consulting focuses on providing financial planning services, tax services, transfer pricing, mental health, branding, media planning and legal services to our clients. Shila Institute offers short classes on financial planning and related matters that are affordable and accessible to the general public, both for individuals and companies. We always prioritize high ethical and professional values in providing our services. We are committed to providing quality and trustworthy services to our clients

MEDIA PLANNING

We provide branding and media planning consultation to businesses of all sizes and industries, helping them to establish a strong brand identity, develop effective marketing strategies, and maximize their advertising budget. Our partner team of experts works closely with clients to understand their unique needs and goals, and tailor our services to meet those specific requirements. Whether you are a startup looking to build your brand from scratch, or an established company seeking to revitalize your marketing efforts, we are here to help you elevate your brand, expand your reach, and excel in your industry.  Contact Us    +62 888-1851-225 shila.financial@gmail.com