Skip to main content

Keuangan Karyawan di Masa Pandemi

Jadi karyawan tuh enak, karena setiap bulan sudah pasti dapat gaji yang jelas, jadi enak ngatur duitya. Siapa yang beranggapan seperti ini? 
 
Jangan salah lho karena setiap kita, termasuk karyawan sekalipun pasti memiliki masalah keuangan,mulai dari cashflow yang berantakan, utang yang tidak kunjung beres, belum ada dana pensiun, belum ada jaminan Kesehatan, dsb. Ditambah saat ini kita semua sedang menghadapi pandemi covid-19 yang tentu berdampak pada keuangan kita semua, termasuk karyawan. Bagi karyawan, hal-hal seperti pemotongan gaji, dirumahkan, tidak dibayar, hingga PHK sudah siap menanti, bahkan jutaan orang sudah terkena dampak ini. Baik kita karyawan, pengusaha, pelaku UMKM, atau apapun profesi kita sudah tidak dapat menghindari dampak ekonomi dari pandemic covid-19 ini.


Maka kali ini, bersama-sama kita sharing bagaimana kita khususnya para karyawan mengelola keuangan dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini?


Seperti kita ketahui bersama bahwa kita semua sedang menghadapi pandemic Covid-19. Begitu banyak dampak yang kita rasakan karena pandemi ini, dimulai ketika tanggal 2 Maret 2020, sudah ada WNI yang dinyatakan positif Covid-19 oleh pemerintah sebagai kasus pertama. Berlanjut pada tanggal 10 April 2020 lalu,  kota Jakarta sudah secara resmi memberlakukan PSBB, disusul penetapan bencana nasional melalui Kepres No 12 tahun 2020, kemudian kota penyangga Jakarta, yaitu Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang pun telah memberlakukan PSBB, dan besar kemungkinan beberapa kota lainnya di Indonesia akan memberlakukan PSBB. Semoga semua cepat pulih ya dan kita semua bisa beraktifitas normal. 

Bicara dampak yang terjadi akibat covid-19 ini, tentu masih teringat dengan jelas kita semua diminta untuk social distancing dan physical distancing, lalu rajin cuci tangan, dan lain sebagainya. Semua kebiasaan kita berubah total, yang biasanya sering berinteraksi tatap muka langsung, untuk saat ini, kita hindari dahulu, kebiasaan kita untuk berjabat tangan atau salim tangan saudara, bahkan cium pipi kiri kanan yang sudah mengakar, harus kita hindari terlebih dahulu, kita pun menjadi lebih rajin cuci tangan kan, hayoo ngaku siapa yang kulit tangannya sudah mulai kering karena cuci tangan terus? Dampak sosial seperti ini sangat terasa untuk kita, lalu bagaimana dengan dampak ekonomi alias keuangan kita?

Suka atau tidak, keuangan kita sangat terasa akibat covid-19 ini, kita mengalami perubahan keuangan, baik pemasukan yang berubah ataupun pengeluaran yang berubah. Bisa jadi pemasukan yang berkurang, bahkan pemasukan menjadi terhenti, atau bisa juga pengeluaran yang bertambah, bahkan pengeluaran bisa juga berkurang. Dampak ekonomi seperti ini tidak memandang profesi kita apa, semua pasti kena imbasnya, termasuk kita yang bekerja sebagai karyawan, yang katanya sudah aman karena menerima gaji setiap bulan.

Well, kita coba sharing bersama, Langkah apa yang bisa kita ambil untuk menghadapi perubahan mengatur keuangan kita akibat covid-19 ini.

Bila dalam kondisi normal, kita sering mendengar jokes ‘Gaji 10 koma, maksudnya gajian tgl 1, tanggal 10 sudah koma alias sekarat’, dan ini benar adanya karena sangat banyak yang mengalami hal tersebut. Salah satu kunci dalam mengelola keuangan adalah pencatatan keuangan yang detail. Anda tau kemana saja uang mengalir, dan hal sederhana nan sulit ini memang sering diabaikan banyak orang. maka dengan kondisi seperti ini, anda secara tidak langsung dipaksa oleh keadaan untuk benar-benar mengetahui kemana uang anda. Tujuannya apa? Untuk melakukan rebudgeting atau membuat ulang anggaran anda. Kondisi berubah karena pandemic ini, tentu pola pengaturan keuangan juga berubah. Yang tadinya kita memiliki anggaran transportasi bulanan untuk ke kantor 1 juta, sekarang kita sudah WFH, tentu ini bisa menjadi anggran belanja bulanan. Uang makan siang, uang jajan dan ngopi cantikpun sekarang akan berubah porsi nya. Bisa jadi cukup dengan membuat kopi dalgona di rumah, anggaran setiap weekend tentu kini akan berubah alokasinya. Ya tugas kita sekarang adalah mendata/mencatat ulang pemasukan dan pengeluaran kita untuk membuat anggaran baru. Disinilah kunci keuangan anda.
Bila anda bingung bagaimana melakukan pencatatan keuangan yang baik dan benar seperi apa, anda bisa menggunakan aplikasi yang bisa di download di HP anda, seperti Bit.ly/moneesa-playstore

Untuk saat ini BPJS (budget pas-pasan jiwa sosialita) sebaiknya dihilangkan terlebih dahulu, nanti kalau sudah normal, anda mau kembali bergaya lagi, ya silakan, yang penting jangan keblenger.
Lebih baik bila ingin bergaya, anda mendonasikan rejeki anda untuk suadara kita, baik dalam kebutuhan medis atau makanan atau lainnya, anda bisa berdonasi via kitabisa atau media lainnya yang terpercaya.
Untuk saat ini sebaiknya kencangkan ikat pinggang, ya sekarang saatnya menekan pengeluaran yang tidak penting dan anda bisa berhemat. Belanjalah kebutuhan yang pokok saja dan jangan ikut-ikutan memborong atau yang berpotensi panic buying. Nanti harganya jadi mahal. Belanja yang normal saja ya. Begitu juga belanja vitamin/suplemen, beli yang wajar saja ya, tidak perlu memborong, karena dari makanan 4sehat5sempurna itu sudah lebih dari cukup untuk vitaminnya.
Dengan anda berhemat dengan mengencangkan ikat pinggang, dengan cara belanja apa adanya atau kebutuhan pokok, tentu ada potensi uang berlebih hasil dari alokasi tadi, nahh uang lebih ini sebaiknya anda tabung kembali atau masukan ke dalam dana darurat anda. Kita tidak tahu sampai kapan pandemic ini (harapannya segera berlalu ya)maka kita harus tetap berjaga dengan menyiapakan dana darurat dengan baik. Jangan beranggapan uang lebih tadi malah bisa dipakai untuk yang tidak perlu untuk saat ini, missal beli gadget baru, beli home theatre karena bioskop tutup, jadi mau buat suasana bioskop di rumah. TAHAN dulu. Jangan sekarang. Termasuk HOBI yang keluar uang, misal, beli sepatu, beli jam,
Hobi yang mendukung untuk saat ini adalah hobi rebahan. Ternyata cape juga ya jadi kaum rebahan.
Bagi yang mendapatkan THR, plisss gunakan dengan bijak. Mudik sudah efektif dilarang oleh pemerintah, jadi seharusnya uang THR ini masih utuh ya karena tidak terpakai untuk mudik, kalaupun keluar uang, untuk angpao yang sudah mba ila jelaskan beberapa waktu lalu. Bila tidak kebutuhan urgent, uang THR ini bisa anda simpan di dana darurat.
Segala keinginan, plisss tahan dulu. Saya juga kepengen beli ini itu, tapi kondisi seperti saat ini sebaiknya tahan dulu. Utamakan kebutuhan pokok anda.

Selain membuat alokasi baru, Tidak kalah penting adalah mengatur utang anda. Bagi yang penghasilannya berkurang karena berlaku system unpaid atau pemotongan gaji bahkan terkena PHK oleh perusahaan anda, segeralah mengajukan keringanan atau restrukturisasi kepada pemberi pinjaman (bank atau leasing). Semua keputusan tergantung dari pemberi pinjaman dan keputusannya bermacam-macam, ada yang dimundurkan beberapa bulan pembayarannya, ada yang dikurangi jumlah tagihannya (hanya pokok saja atau bunga saja). Intinya utang ya harus dibayar, jadi bukan gratis ya, tapi diberi keringanan, nahh bentuk keringanannya berbeda setiap pemberi pinjaman, maka segera anda ajukan ke pemberi pinjaman.
Cash is the king, seperti yang sudah pernah mba ila singgung beberapa waktu lalu. Untuk saat ini, kondisi seperti sekarang, jangan menambah utang baru, jangan berinvestasi dulu, tahan dulu dehh semuanya. Ditawarin ini itu godaan dapat bunga sekian persen apalagi sama temen deket bahkan saudara, tahan dulu ya. Kita tidak tahu pandemic ini sampai kapan, kalau kata master perencana keuangan Mas Aidil Akbar, jangan menangkap pisau jatuh, nanti tangan anda yang terluka.
Apalagi ditawari untuk beli Asuransi ini itu dengan manfaat mengcover covid-19, yang seharusnya tidak perlu dan tidak keluar uang, ehh malah beli asuransi (lagi) karena ditawarin temen/ saudara. Plisss tahan dulu untuk keluar uang yang bukan kebutuhan pokok.
Kalau anda masih ragu untuk beli atau tidaknya asuransi tersebut, anda bisa download aplikasi Bregaswaras di Bit.ly/bregaswaras-playstore karena anda bisa berkonsultasi langsung via aplikasi tersebut dan membuat beberapa perbandingan jenis asuransi
A screenshot of a cell phone

Description automatically generated
Bagi yang terkena PHK, anda mendapatkan pesangon, gunakan dengan bijak juga ya. Gunakan dana darurat yang sudah anda miliki untuk bertahan hidup selama mungkin, jangan laper mata dulu, semua ada saatnya. Kondisi seperti anda tidak memiliki penghasilan adalah kondisi darurat, maka anda bisa memecahkan dana darurat anda untuk dapat bertahan, bukan untuk jajan jajan ya.

Bagi anda para karyawan yang tidak memiliki dana darurat, tidak mendapatkan pesangon, lalu terkena PHK(pemutusan kontrak), anda mulai bisa berpikir, apakah ada barang di rumah yang bernilai dan bisa dijual, missal sepeda, gadget, jam tangan, atau bila tidak mau dijual, anda bisa gadai untuk sementara waktu.  Bersegera pula mendaftar kartu PraKerja yang digagas oleh pemerintah. Ini merupakan program pengembangan kompetensi berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja ter-PHK atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi. Total nominal yang akan anda dapatkan adalah Rp 3.550, terdiri dari 1.000k untuk training berbasis online, 600k selama 4 bulan (bila sudah menyelesaikan training), 150k (@50k, 3x survey)

Bila anda ditawari oleh kantor anda untuk dibantu mencairkan BPJS ketenagakerjaan dengan diberikan Paklaring asal anda memberikan surat penguduran diri, dengan dalih ini sebagai syarat untuk mengeluarkan paklaring dan anda tidak diangagp resign, saya berharap anda jangan terburu-buru mengambil keputusan itu. Bila tidak didukung perjanjian yang kuat, anda dinyatakan telah resign lho. Karena dengan kondisi seperti sekarang, banyak perusahaan yang sudah tidak bisa membayar gaji, thr, bahkan pesangon, sehingga salah satu ‘cara nakal’ yang saya temukan adalah berbuat demikian.
Bisa juga karyawan kontrak, yang masih tersisa beberapa bulan, diminta mengundurkan diri dengan dalih perusahaan tidak sanggup bayar sisa kontrak. Ada beberapa opsi yang bisa diambil, salah satunya misal, perusahaan benar2 tidak uang, sehingga anda bisa berargumen untuk tidak mengajukan pengunduran diri, tapi meminta surat PHK dari kantor agar dapat anda gunakan untuk mengajukan kartu prakerja.

Oke, Kembali sedikit ttg utang, bila anda harus berutang untuk menutup kebutuhan hidup, jadikan ini opsi terakhir. Opsi berutang pun bisa dibagi ke dalam beberapa, missal keluarga, teman, pinjaman online. Jadikan pinjaman online paling akhir karena seperti kita ketahui bunganya cukup tinggi, dan anda harus melakukan perbandingan mulai dari bunga serta terdaftar di OJK. Bila ada kebutuhan urgent terkait bantuan sosial dari pemerintah dalam hal ini kementerian Sosial, anda bisa mengirim WA ke no ini 0811 10 222 10 dengan mencamtumkan Nama, NIK dan alamat and.

Nahh demikian sharingnya terkait yang bisa kita lakukan dalam mengatur keuangan kita di kala pandemic seperti ini, semoga bermanfaat dan bisa dipraktekan, saya kembalikan pada Ka Adhila


Popular posts from this blog

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili

SHILA FINANCIAL

Shila Financial is a trusted financial consultancy brand committed to providing easy-to-implement, affordable, and professional financial solutions to the public. We recognize that many people struggle with managing their finances, and therefore we have Certified Financial Planners and internationally licensed professionals to help them better plan their finances and achieve a more empowered life and financial position. We have two business units: Shila Consulting and Shila Institute. Shila Consulting focuses on providing financial planning services, tax services, transfer pricing, mental health, branding, media planning and legal services to our clients. Shila Institute offers short classes on financial planning and related matters that are affordable and accessible to the general public, both for individuals and companies. We always prioritize high ethical and professional values in providing our services. We are committed to providing quality and trustworthy services to our clients

MEDIA PLANNING

We provide branding and media planning consultation to businesses of all sizes and industries, helping them to establish a strong brand identity, develop effective marketing strategies, and maximize their advertising budget. Our partner team of experts works closely with clients to understand their unique needs and goals, and tailor our services to meet those specific requirements. Whether you are a startup looking to build your brand from scratch, or an established company seeking to revitalize your marketing efforts, we are here to help you elevate your brand, expand your reach, and excel in your industry.  Contact Us    +62 888-1851-225 shila.financial@gmail.com