Skip to main content

Salah Kaprah Profesi Agen Asuransi



Selama ini sebagian besar masyarakat  (termasuk saya) sering di buat jengkellll bin keselll, oleh yang namanya agen asuransi, baik yg off line atau online via telemarketing perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan Bank, untuk mendapatkan data kita.

Kita di kejar, pagi, siang, malam, bak orang punya hutang, atau jika by phone marketing, kita di telpon yang kadang memang kondisi kita sedang sibuk, sehingga meng "iya-iya"kan saja, apa yg di sampaikan. Ujung punya ujung, 2 minggu kemudian, datanglah polis. di batalkan prosesnya 1-2 bulan. Premi mungkin kembali mungkin juga tidak.

Berangkat dari kekesalan itu saya, saya  penasaran, sebenarnya, bagaimana sih agen asuransi itu? Diajarkan apa sih, kok kerjaannya seperti debt collector begitu?

Tahun 2008 saya di daftarkan sebagai agen di sebuah perusahaan asuransi, setelah di "kejar-kejar" untuk di jadikan agen di beberapa perusahaan sejenis, yg memang saya punya polis di tempat tersebut, atas kesadaran sendiri. Saat itu iya aja deh. kurun waktu 2 tahun, tidak saya manfaatkan keagenan saya, hanya tercatat saja.

Dengan berkembangnya sebuah perusahaan asal negara-negara eropa dan amerika, nyaris tiap hari saya di telpon, ketemu teman, kenalan baru, di tawarin produk-produk asuransi, dengan tentunyaa, iming-iming nilai tunai yg besar di tahun ke sekian, santunan,,bla,,bla...tanpa transparansi tanpa di kasih tahu, kemana sekian persen bahkan 300% setoran untuk apa?

Akhirnya jurus jitu penolakan saya dapatkan, setiap di tawarin saya menjawab, saya juga agen asuransi. Alhamdulillahhh, manjurr. Lambat laun saya merasa bersalah  dengan hal tersebut, alangkah tidak bertanggungjawabnya saya, nebeng nama doang tanpa memberikan kontribusi apa-apa. Dengan setengah kemauan dan kesadaran akibat rasa bersalah tersebut, di Sept 2010 saya mulai aktif menjalani profesi sebagai agen asuransi dengan jabatan Financial Consultant. 

Training demi training saya ikuti dengan setengah hati, malas bener. Ada satu Training yang akhirnya menggugah semangat saya, “profesi agen asuransi itu adalah profesi yang sangat mulai, ia mengurus , membantu orang merencanakan keuangannya sejak masih hidup, hingga orangnya  sudah meninggal pun ahli warisnya kita urusi”. Diam,  terpaku, merenung.

Finanacial Consultant bertugas mengedukasi masyarakat, menyampaikan, dakwah tentang pentingnya sebuah perencanaan keuangan, untuk meminimalkan resiko di masa depan.

Financial Consultant atau apapun namanya bekerja sebagai konsultan keuangan, membantu nasabah mencarikan solusi keuangan, perencanaan keuangan di masa datang, dengan memperhitungkan faKtor resiko, berdasarkan data keluarga, keuangan saat ini dan rencana di masa depan, misalnya rencana pensiun di usia berapa, anak-anak mau sekolah di mana, tahun berapa mau apa, dan lain sebagainya, dengan melakukan fact finding.

Financial Consultant, seharusnya adalah seorang yg membantu merencanakan keuangan nasabah untuk mencapai Goals,  mendengarkan masalah calon nasabah dan memberikan solusi. Dengan sekian rencana tersebut, dengan income dan jumlah tanggungan tersebut, apa, kemana, dan berapa  harus  saving, apa yang harus di lakukan agar semua terencana dan tercapai, dengan berbagai resiko yang menghadang. Itu, sebenarnya tugas seorang financial Consultant.

Asuransi adalah SALAH SATU unsur dari sebuah book plan perencanaan keuangan, dan karena belum adanya regulasi pemerintah, seorang agen asuransipun berani mengklaim dirinya sebagai Financial consultant, financial advisor dsb, padahal pekerjaan agen asuransi hanyalah sebagian kecil dari pekerjaan seorang financial consulant, financial planner yang sebenarnya.

Namun, jika yang di lakukan adalah tentang bertanya dan bercerita menyampaikan sebuah kebaikan dan ajakan untuk membantu, yang di dapatkan adalah SAUDARA. Efek calon klien pada akhirnya memutuskan melakukan investasi, membeli produk yg di tawarkan karena produk tersebut cocok, atau karena alasan emosional, itu tidaklah menjadi masalah, yang terpenting sudah bertambah saudara.  Jika saudara senang, puas dan percaya dengan apa yang sudah agen lakukan, maka jika tidak sekarang, suatu saat akan menjadi nasabah.

Itulah yang coba saya lakukan, setahun menjadi financial consultant Alhamdulillah naik ke sales manager. Mungkin ini prestasi yg bukan apa-apa untuk orang lain, tapi buat saya, ini adalah sebuah pencapaian, mencoba menjadi profesi yang sama dengan cara yang berbeda. Saya menjadi seorang Financial Planner, yang membantu untuk merencanakan keuangan : Perencanaan Pensiun, Simpanan Pensiun, Perencanaan Pendidikan, Perencanaan Asuransi, dll.

Jikapun pada akhirnya teman atau sodara ada yg merasa risih karena cara saya masih seperti agen asuransi yang lainnya, cukup sampaikan alasan yang bisa menendang saya, untuk tidak menyampaikan dan mengajak dalam kebaikan.

Tidak perlu menerima  saya jika anda adalah : 
  1. Orang Kaya, yang sudah yakin dan tahu, bahwa legacy harta anda aman tanpa ada resiko hilang, inflasi, baik hilang karena mungkin bencana, atau keadaan ekonomi. 
  2. Single Person, tidak ada orang tua, tidak ada istri/suami tidak ada anak,tidak ada orang-orang yg anda sayangi, sehingga anda tidak perlu memikirkan orang lain dan tidak perlu memberikan Legacy kepada siapapun, bahkan anak terlantar yatim piatu yg ada di sekitar anda. 
  3. Pengangguran, jika anda adalah pengangguran, silahkan menolak ajakan kebaikan saya, karena anda tidak punya kesanggupan membayar kontribusi. Namun jika anda ingin menjadi produktif, dan bermanfaat saatnya berubah. 
  4.  Anak-anak, jika anda anak-anak, tak perlu memiliki perencanaan, karena itu adalah tanggung jawab orang tua kita yg telah melahirkan atau memutuskan mengambil anda sebagai anaknya.
  5. Orang yang sudah tahu kapan tutup usia dan dengan cara yang bagaimana, tahu tidak akan pernah sakit,dll. 
Jika Anda termasuk salah satu dari 5 Kriteria di atas, anda tidak butuh ikhtiar perlindungan asuransi jiwa (Term Life), tidak butuh polis dan tidak butuh bertabarru' untuk menolong peserta yang lain.


Semoga dengan tulisan kecil ini, akan memotivasi agen asuransi untuk lebih santun dan professional, tidak hanya mengejar produksi dan fee, tapi lebih ke how to help people, dan semoga semakin banyak yang menyadari pentingnya perencanaan keuangan. Uang memang bukan segalanya, tetapi sebagian yang ada di dunia untuk ke akherat harus di beli dengan uang. Membiayai anak yatim, menyantuni si miskin, beramal jariyah, dll tanpa terkendala kematian dan sakit yang siap menyambut usia manusia, semua dengan uang.

Popular posts from this blog

NAFKAH ANAK PASCA BERCERAI, TANGGUNGJAWAB SIAPA ?

Sering sekali, pasca cerai, mantan istri banting tulang bak roller coaster demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Suami? Kan kita sudah cerai, dan kamu udah nikah lagi. Pernah dengar yang begini?  Lalu, sebenarnya kewajiban siapakah?  1. Secara syariah  Setiap manusia – selain Adam, Hawa, dan Isa–, tercipta dari satu ayah dan satu ibu. Karena itu, dalam aturan agama apapun, tidak ada istilah mantan anak, atau mantan bapak, atau mantan ibu. Karena hubungan anak dan orang tua, tidak akan pernah putus, sekalipun berpisah karena perceraian atau kematian. Berbeda dengan hubungan karena pernikahan. Hubungan ini bisa dibatalkan atau dipisahkan. Baik karena keputusan hakim, perceraian, atau kematian. Di sinilah kita mengenal istilah mantan suami, atau mantan istri. Dalam islam, kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada ayah, dan bukan ibunya. Karena kepada keluarga, wajib menanggung semua kebutuhan anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya. Keterangan selengkapny

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili

Wakaf, Mengapa Harus Menjadi Bagian dari Perencanaan Keuangan Muslim?

WAKAF Planning Menggunakan Produk Keuangan "Endowment". Saat ini Wakaf menjadi gerakan untuk menggalang dana beasiswa. Beberapa kampus di Indonesia, menerbitkan produk Reksadana Endowment, Deposito Endowment. Contohnya salah satu kampus di Jawa Barat & Jakarta bekerjasama dengan Manajer Investasi menerbitkan produk Reksadana Endowment, dimulai dari dana Lumpsum yang telah dimiliki, kemudian ditambah dana dari para alumni, mulai besaran 100rb, bahkan 10 ribu per penempatan. Imbal hasil atau keuntungan digunakan untuk membiayai UKT ataupun biaya hidup mahsiswa-mahasiwa yang kesulitan yang tidak tercover oleh beasiswa semacam bidikmisi dsb, sedangkan pokok, menjadi dana abadi yang semakin membesar. Bagaimana dengan Almamatermu? Sudahkah juga menerbitkan Reksadana Endowment? Dibawah adalah contoh Merencanakan Wakaf yang kita wajibkan dalam Perencanaan Keuangan seorang Muslim, dimana penyalurannya salah satunya melalui RD endowment. Mengapa Wakaf harus menjadi Bagian dari Per