Ya..hampir semua manusia di belahan bumi manapun, gegap gempita dengan pergantian tahun masehi ini. Saya? memilih tinggal di rumah memulai hal yang baru, mereview setahun kemarin, apa saja yang salah dan bikin gagal. Sebelah rumah bergema bunyi petasan dan kembang api yang mengudara. entahlah apa manfaatnya selain membuat berisik. Buat saya pergantian tahun sama sja dengan pergantian hari-hari lain, bedanyaaa..besoknya anak-anak libur sekolah. yeaaaaa... *happy, itu saja.
Di socmed bertebaran rame ada yang merayakan pergantian tahun, ada yang melarangnya dan menghimbau untuk tidak merayakan karena dianalisa banyaknya kemudharatan di banding manfaatnya. thats rite!
Kami (saya dan keluarga besar asal) seringkali berpikir simple untuk hal-hal yang kadang rumit buat orang lain. Bapak saya yang alhamdulillah lulus SR (Setara SD saat ini) dan hanya lebih banyak mengenyam pendidikan di pesantren kakek, mengajarkan kami dengan logika begini :
"Lihatlah sesuatu dari sisi positifnya" misal :
- Tiba'an atau baca berjanji, di nilai sebagian orang tidak ada ajarannya, ya benar, tapi dengan tibaan itu menyelamatkan generasi muda dari kumpul berhura-hura tidak jelas entah di mana. Tibaan mengumpulkan anak-anak muda, bersyair sholawat di mushola atau bergilir dari satu rumah ke rumah yang lain dengan pakian yang syar'i, daripada mereka entah dengan rok mini atau hot pants sepantat itu nongkrong di pinggir jalan.
- Manakib, anggap saja ini adalah ajang silaturahim yang lebih baik daripada berkumpul-kumpul dan ngobrol ngalor ngidul ga jelas, dengan rokok "tingwe" mengepul dari setiap bibir.
- Tahlil, 7, 40 dan 100 hari. ini adalah sarana menghibur yang di tinggal mati, daripada nemanin tapi tidak ngapa-ngapain, atau ngapa-ngpain tidak terorganisir dengan baik, lebih baik menemani ahli waris dengan mengaji bertasbih, selama 7 hari hingga kesedihan mereka hilang. Toh makanan yang di suguhkan berasal dari para sanak saudara dan tetangga yang datang, mereka juga yang memasak dan menghidangkan.
- Tahun baru (masehi dan hijiriyah), karena besoknya libur mari berkumpul dengan sanak keluarga, bersilaturahim.
Itu beberapa hal yang di ajarkan oleh seorang TUNIPAN ABDULRAHMAN, the ordinary old man.
sependapat atau kontroversi, itu hal wajar dalam hidup ini, yang penting bagaimana saling menghargai dan tidak mengganggu, karena masing-masing punya alasan