ESQ-NEWS.com -
Ila Abdulrahman, RIFA, RFC® – Financial Planner
Banyak dari kita yang mengeluh uang saku tidak cukup, gaji kurang,
tidak bisa bersedekah banyak, zakatpun kadang kelewat, tidak punya
tabungan, tidak punya dana darurat dan asuransi, tidak punya investasi,
kenaikan gaji tidak berasa. Mungkin bukan gaji yang kurang, tapi salah
satunya mungkin Anda belum mengetahui pembagian cash flow secara tepat.
Sebenarnya pos pembagian pendapatan itu apa saja dan berapa porsi
masing-masing. Agar berapapun pendapatan, gaji, keuntungan bisnis cukup
untuk memenuhi biaya hidup hari ini, ada yang disiapkan untuk besok,
serta untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang?
Berikut pembagian pendapatan untuk masing-masing pos keuangan:
1. Kewajiban Terhadap Tuhan
Begitu Anda terima gaji, hal pertama yang harus Anda bayar adalah
kewajiban terhadap Tuhan, terdiri dari pengeluaran yang bersifat sosial
seperti, zakat, perpuluhan, derma, kebutuhan sesaji, disusul dengan
sedekah, infaq, atau hadiah. Porsi pos ini minimal 2,5% untuk memenuhi
kewajiban zakat untuk Muslim. Atau untuk yang beragama lain, sesuaikan
dengan ketentuan agama masing-masing. Secara rata-rata pos ini perlu
dialokasikan minimal 10%.
2. Kewajiban Terhadap Orang Lain
Kewajiban terhadap orang lain ini biasanya berbentuk hutang. Hal
kedua yang harus Anda bayar setelah menerima gaji adalah membayar
(cicilan) hutang. Cicilan hutang produktif, maksimal 30% dari
pendapatan. Ingat, hutang produktif, yaitu hutang yang ada asetnya
seperti KPR atau hutang yang menambah produktifitas atau penghasilan
dan bukan hutang konsumtif, seperti KTA, kredit perlengkapan dapur yang
hanya menghiasi rak. Jika Anda tidak memiliki hutang, budget pos ini direkomendasikan dialihkan ke pos investasi.
3. Hak Kita di Masa Depan
Hak kita di masa depan adalah pengeluaran untuk pos berinvestasi
seperti untuk dana pendidikan anak, dana pensiun, perjalanan rohani
(Umroh, Haji, dll), wakaf (sedekah jariyah untuk Muslim), membeli asset,
dll, minimal 20% dari pendapatan. Jika belum memiliki dana darurat
(DD), maka membentuk DD menjadi prioritas terlebih dahulu, kemudian
berinvestasi, setelah DD terbentuk.
Jika dahulu kita diajarkan : Pendapatan dikurangi pengurangan sama
dengan nol, saat ini sudah harus diubah. Bahwa pendapatan dikurangi
investasi adalah pengeluaran. Jadi yang harus Anda lakukan pertama kali
ketika menerima gaji adalah, mengeluarkan kewajiban, berzakat, dan
sejenisnya atau memberi ke orang tua, dilanjutkan dengan membayar
kewajiban kepada orang lain alias membayar cicilan hutang, lanjut dengan
berinvestasi.
Investasi bisa diartikan sebagai menunda konsumsi di saat ini untuk memenuhi kebutuhan keuangan di masa depan yang lebih besar.
4. Hak Kita Saat Ini
Hak kita di saat ini atau biasa di sebut dengan living cost
atau biaya hidup seperti makan, listrik, transport, komunikasi, uang
jajan anak, jalan-jalan, dll. Porsi yang dikatakan sehat jika besarannya
maksimal 40% dari penghasilan bulanan Anda, atau menurut OJK boleh
diangka maksimal 60%. Hati-hati dengan porsi 60%, bisa jadi Anda tidak
memiliki investasi sesuai kebutuhan.
Mulailah menghitung jumlah tiap pos, apakah sesuai koridor ataukah
ada yang melebihi? Lakukan penyesuaian, agar sejahtera di kehidupan saat
ini dan nanti dengan pahala yang terus mengalir.
Secara sederhana pembagian pendapatan adalah :
- Sosial minimal 10%
- Membayar cicilan Hutang, maksimal 30%
- Berinvestasi minimal 20%
- Biaya hidup maksimal 40%
Dalam hal perencanaan keuangan cukup :
- Hidup secukupnya
- Penuhi kebutuhan, manajemen keinginan
- Milki uang cadangan
- Lindungi diri dan keluarga dengan membeli asuransi, bagi yang tidak setuju asuransi, silakan tambahkan dalam dana darurat
- Investasikan agar uang bisa ‘bekerja keras’
- Belanjakan lebih sedikit daripada uang yang dihasilkan
Bagi Anda yang berpenghasilan tidak tetap, gunakan penghasilan
rata-rata, penghasilan satu tahun dibagi 12 bulan, atau gunakan
penghasilan terendah dalam 1 tahun.
Salam Financial !
FB | IG|Twitter : @shilafinancial