Skip to main content

BINGUNG MEMILIH REKSADANA? INI TIPSNYA (1)


ILA ABDULRAHMAN - AIDIL AKBAR MADJID & PARTNERS

Reksadana, menjadi salah satu pilihan investasi segala usia, baik karena rekomendasi perencana keuangan, ataupun inisiatif pribadi, baik yang sudah berpengalaman dalam investasi ataupun pemula, karena selain bisa dimulai dengan angka ratusan ribu, juga kemudahan akses, melalui online. Selain itu ada kelebihan dalam investasi reksadana, yaitu diversifikasi, yaitu dana investasi akan dipecah ke dalam beberapa perusahaan, sehingga jika saham perusahaan A turun, tidak serta merta nilai investasi turun, karena masih ada saham perusahaan-perusahaan lain.

Mengutip data Otoritas Jaksa Keuangan (OJK) dari detik.com, Direktur Pengelolaan Investasi Sujanto menjelaskan, hingga 25 Juli 2017 total jumlah AUM reksa dana mencapai Rp 387,2 triliun. Angka tersebut tumbuh 14,3% jika dibandingkan dengan jumlah AUM reksa dana di akhir 2016 (year to date/ytd) sebesar Rp 333,7 triliun. Jumlah Manajer Investasi (MI) aau fund manager juga bertambah 73 MI baru, sehingga total MI menjadi 1493 hingga 21 april 2017.

Banyak yang bertanya secara pribadi ataupun melalui grup percakapan, bingung memilih reksadana yang bagus seperti apa? Saya suka bercandain, “cari pegangan kalau bingung.”  Karena orang yang bingung, jika ketemu orang yang salah bisa hilang, diculik, ditipu, dirampok, dihipnotis. Serem kan.

Begitu juga dalam berinvestasi, jika bingung, bisa-bisa duit melayang tertipu investasi abal-abal, atau salah penempatan di luar kemampuan kita menerima risiko, pupuslah rencana dan impian yang sudah diangan-angan.

Nah apa saja yang harus diperhatikan oleh kita yang mau berinvestasi (investor) dalam memilih reksadana ?

1. Profil Resiko  

Sebelum memilih reksadana calon investor harus mengetahui seberapa besar kesanggupan  dalam menerima kerugian, karena yang namanya investasi berfluktuasi, kadang untung, kadang rugi, kadang stagnan, gak nambah-nambah. Kemampuan dalam menerima resiko ini dinamakan “profil risiko”. Bagaimana mengetahuinya? Dengan mengisi semacam kuisioner yang tersedia di agen-agen reksadana, marketplace reksadana atau dapat menghubungi salah satu perencana Keuangan yang tergabung dalam Aidil Akbar Madjid & Partners. Mengapa penting mengetahui profil risiko ini, agar dikemudian hari tujuan atau goal dalam berinvestasi dapat tercapai tepat waktu.

2. Tujuan Investasi

Selanjutnya adalah mengklasifikasikan investasi dalam tiga kategori terlebih dahulu, yaitu tujuan jangka panjang, menengah atau pendek. Untuk rencana jangka panjang (dalam 5 tahun kedepan) maka reksadana saham merupakan pilihan yang tepat karena dalam jangka panjang fluktuasi dari reksadana saham cenderung memberi hasil yang positif. Namun, untuk rencana jangka pendek atau dalam satu atau dua tahun ke depan maka memilih produk reksadana pendapatan tetap cukup bijak karena hasil dari reksadana pendapatan tetap memberikan hasil yang lebih pasti meskipun tidak sebanyak dalam potensi keuangan reksadana saham. Prinsipnya dalam berinvestasi berlaku“High Risk High Return” sehingga pemilihan produk reksadana yang tepat akan mengendalikan tingkat resiko yang akan dihadapi di kemudian hari.


3.  Manajer Investasi (MI)

Reksadana adalah investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi. Melalui Manajer Investasi artinya kita tidak perlu “turun langsung” untuk melakukan investasi, kita dibantu untuk berinvestasi secara mudah, namun kita harus memilih Manajer Investasi yang tepat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih MI adalah :
A. Track record atau rekam jejak. Rekam jejak yang baik dan professional dari perusahaan yang bertindak sebagai Manajer Investasi karena dana-dana yang kita keluarkan dan seberapa banyak keuntungan yang kita dapatkan tergantung pada dimana dan berapa besar dana yang diinvestasikan oleh manajer investasi, serta seberapa mahir MI mengelola risiko.

B. Usia Manajer Investasi. Beberapa investor mungkin tidak mempedulikan usia manajer investasi, kadang yang penting terkenal. Namun ada baiknya usia Manajer Investasi ini menjadi bahan pertimbangan, karena bagaimanapun waktu membuktikan ketangguhan suatu perusahaan.

4. Usia Reksadana

Usia reksadana juga harus diperhatikan. Reksadana yang telah berusia biasanya telah teruji kinerjanya dalam masa-masa sulit sekalipun. Kita harus mengetahui kapan masa sulit atau krisis dalam dunia ekonomi, sehingga dapat memilih reksadana yang tahan banting terhadap krisis yang telah terjadi tersebut. Namun perlu difahami bahwa produk reksadana yang berusia, tahan banting, cenderung memiliki Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau harga per unit yang relatif cukup mahal.

Beberapa investor ada yang tidak memperhatikan usia reksadana, asal MI-nya bonafide, produk reksadananya barupun ok-ok saja. 

...... Bersambung ke bagian 2. 


Artikel telah ditayangkan di detik finance.

Popular posts from this blog

NAFKAH ANAK PASCA BERCERAI, TANGGUNGJAWAB SIAPA ?

Sering sekali, pasca cerai, mantan istri banting tulang bak roller coaster demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Suami? Kan kita sudah cerai, dan kamu udah nikah lagi. Pernah dengar yang begini?  Lalu, sebenarnya kewajiban siapakah?  1. Secara syariah  Setiap manusia – selain Adam, Hawa, dan Isa–, tercipta dari satu ayah dan satu ibu. Karena itu, dalam aturan agama apapun, tidak ada istilah mantan anak, atau mantan bapak, atau mantan ibu. Karena hubungan anak dan orang tua, tidak akan pernah putus, sekalipun berpisah karena perceraian atau kematian. Berbeda dengan hubungan karena pernikahan. Hubungan ini bisa dibatalkan atau dipisahkan. Baik karena keputusan hakim, perceraian, atau kematian. Di sinilah kita mengenal istilah mantan suami, atau mantan istri. Dalam islam, kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada ayah, dan bukan ibunya. Karena kepada keluarga, wajib menanggung semua kebutuhan anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya. Keterangan selengkapny

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili

Wakaf, Mengapa Harus Menjadi Bagian dari Perencanaan Keuangan Muslim?

WAKAF Planning Menggunakan Produk Keuangan "Endowment". Saat ini Wakaf menjadi gerakan untuk menggalang dana beasiswa. Beberapa kampus di Indonesia, menerbitkan produk Reksadana Endowment, Deposito Endowment. Contohnya salah satu kampus di Jawa Barat & Jakarta bekerjasama dengan Manajer Investasi menerbitkan produk Reksadana Endowment, dimulai dari dana Lumpsum yang telah dimiliki, kemudian ditambah dana dari para alumni, mulai besaran 100rb, bahkan 10 ribu per penempatan. Imbal hasil atau keuntungan digunakan untuk membiayai UKT ataupun biaya hidup mahsiswa-mahasiwa yang kesulitan yang tidak tercover oleh beasiswa semacam bidikmisi dsb, sedangkan pokok, menjadi dana abadi yang semakin membesar. Bagaimana dengan Almamatermu? Sudahkah juga menerbitkan Reksadana Endowment? Dibawah adalah contoh Merencanakan Wakaf yang kita wajibkan dalam Perencanaan Keuangan seorang Muslim, dimana penyalurannya salah satunya melalui RD endowment. Mengapa Wakaf harus menjadi Bagian dari Per