Proyeksi ke depan jika Pak Parbowo dilantik, berarti program, makan siang dan susu gratis, akan memberikan penghematan pengeluaran keluarga.
Pak Airlangga mengatakan, rata-rata biaya makan gratis
Rp15ribu/anak/hari. Tapi kan gak semua keluarga budget makannya 15ribu.
Mari kita ambil contoh di Solo.
Hitungan kasar rata-rata per makan harga di Solo, Nasi + lauk (telor/ikan/ayam, Tempe/Tahu + sayur Rp5ribu-Rp10ribu/hari x 26 hari sekolah, setara dengan Rp130ribu-Rp260ribu/bulan.
Untuk susu diangka Rp2ribu/harix26 hari, senilai Rp 52ribuan/bulan. Total Rp182ribu-312rb/bulan. Nominal tersebut jika diinvestasikan, berpotensi menjadi Rp13jutaan - Rp 27 jutaan, jika di investasikan di produk Reksadana Pendapatan Tetap berimbal hasil 7%/tahun.
Jika Rp182ribu ditabung setiap bulan, tahun ke-5 akan terkumpul Rp10.920.00,-, sedangkan Rp382ribu jika ditabungsetiap bulan, tahun ke-5 akan terkumpul Rp22.920.000,-.
Sangat lumayan, uang tersebut bisa jadi sepetak sawah baru, kebun baru, sarjana baru, ataupun usaha baru.
Angka ini bagi sebagian orang gak berasa apa-apa, karena senilai kalian nongky, nongkrong sekali. Tapi bagi orang lain, uang ini dapat digunakan untuk hal lain seperti membayar tagihan listrik, gas atau bahkan dapat ditabung dan disimpan untuk kelak tambahan biaya pendidikan anak-anak.
Program Makan siang ini hendaknya didampingi dengan program pendukung, seperti:
- optimalisasi sumber penghidupan yang telah dimiliki selama ini,
- bersama pakar-pakar yang negara ini miliki, mencari solusi memecahkan permasalahan yang ada di setiap daerah tempat tinggal masing-masing sehingga kehidupan taraf hidup masayarakat dapat meningkat, peluang baru muncul. Masalah pangan, air bersih, lahan tandus, gambut, MCK, lintah darat, pinjol dan jebakan kredit lainnya, urbanisasi, perceraian, dsb. Dalam hal ini misalnya seperti yang dilakukan oleh Sekolah Pagesangan di Gunung Kidul, Inisiator, Diah Widuretno, Sarjana lulusan IPB, bersama-sama warga, memberdayakan masyarakat dan merubah lahan tandus yang dimiliki, dari tidak bisa ditanamai, menjadi lahan subur, sehingga Pagesangan tidak lagi bergantung sumber pangan dari tempat lain.Tempe koro, sego thiwul, jagung, jangan (sayur gude) adalah beberapa contoh produk jadi yang dihasilkan dan dijual dalam bentuk instan, dan disajikan pada musim "Homestay" di Pagesangan. Dari Lahan Tandus, menjadi subur dan tujuan wisata edukatif.
- pengetahuan pengelolaan keuangan praktis dan apilkatif, dengan akses perbankan dan investasi, sehinga mereka memiliki tak hanya tabungan seperti selama ini, tetapi juga investasi. Lebih bagus jika ini bebas biaya.
- kesempatan menjadi pengusaha bagi yang memiliki kriteria tertentu, sehingga dapat memberi lapangan kerja ditempat mereka tinggal, dengan catatan, mentoring dan pembiayaan, dengan "ikatan Dinas" harus kembali ke kampung halamannya. Mungkin bisa diakomodir dalam Program Repnas "2 juta pengusaha".
- KIP, dan BPJS sudah lanjutt menjadi pendamping mereka, perlu dibenahi,tepat sasaran. Dulu ketika masih bernama ASKES, pusingnya kami sebagai perencanan keuangan, ketika mendapati masyarakat berekonomi mikro, sakit dan kesulitan biaya sekolah. Mereka sulit mendapat akses pendidikan dan kesehatan gratis, jikapun sakit dan gak bisa bayar sekolah, mesti ke Pak RT, kelurahan dahulu untuk minta Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), pun yang bisa menjadi peserta ASKES hanya PNS, sedangkan asuransi sawsta diluar jangkauan keuangan masyarakat ini. Syukurlah kini BPJS bisa diikuti oleh siapapun, sekolah juga sudah gratis.
- dan banyak lagi, dan pastinya semuanya sudah ada dalam program presiden baru.
Semoga multiplier economic effects akan program ini , berdampak luar biasa terhadap ekonomi masyarakat mikro yang mendapat jatah. Oh iya, selama ini Pak Prabowo ternyata telah memberikan makan siang gratis bagi siswa yang tinggal disekitar di makam neneknya, juga makan siang gratis yang dikirimkan ke tetangga di sekitar tempat tinggal beliau di Tapos.
Wecome Aboard Mr President!
Ila Abdulrahman-Senior Financial Planner Shila Financial