Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Berapa Kebutuhan Dana Darurat Saya?

Dana darurat atau emergency fund  sangat penting dalam keuangan keluarga, menempati urutan kedua setelah melunasi utang-utang jahat alias utang konsumtif, terutama untuk mengantisipasi kebutuhan dana dalam kondisi yang darurat. Seperti apa kondisi darurat itu? Jika sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan lalu ada diskon dan ingin beli, padahal tidak ada budget , ini bukan kondisi darurat. Atau sedang servis mobil melihat ada aksesoris baru, ini juga bukan kondisi darurat. Kondisi darurat seperti sakit dan tidak punya asuransi, ada keluarga (orang tua) yang sakit atau meninggal, PHK, kecelakaan, pernikahan yang dilaksanakan satu tahun mendatang, atap rumah roboh, menabrak pagar tetangga dan lain-lain. Besaran Kebutuhan Dana Darurat Dana darurat antara single dengan yang sudah berkeluarga akan membutuhkan jumlah yang berbeda. Pasangan pengantin baru dengan pasangan yang sudah memiliki anak juga akan berbeda kebutuhan dana daruratnya. Tergantung

Kenapa Pengajuan KPR Saya Ditolak?

Seorang ibu mengeluhkan pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR)-nya ditolak. Kemudian si ibu ini berpindah bank untuk mengajukan kredit yang sama. Walhasil, jumlah yang disetujui hanya 40% dari yang diajukan. Pernahkah Anda mengalami? Ibu itu tidak sendiri karena banyak nasabah yang KPR-nya ditolak. Jika KPR ditolak Anda bisa menanyakannya ke pihak developer atau pihak bank langsung untuk mengetahui alasan pasti penolakannya.  Kemungkinan penolakan ada beberapa hal seperti Income Income atau join income (pendapatan gabungan) tidak mencukupi jika diambil porsi cicilannya (35%-40% dari pendapatan). Misal, join income atau income  Rp6 juta, KPR yang bisa disetujui adalah pinjaman dengan cicilan maksimal Rp1,8 juta sampai Rp2 juta per bulan dengan catatan belum memiliki tanggungan cicilan lain. Jika Anda sudah memiliki cicilan lain, misal sebesar Rp500ribu per bulan maka kredit yang disetujui selanjutnya adalah yang cicilannya Rp1,3 juta sampai Rp1,

Merasa Gaji Kurang? Bukan Gaji Yang Kurang, Ini Penyebabnya

ESQ-NEWS.com - Ila Abdulrahman, RIFA, RFC® –  Financial Planner Banyak dari kita yang mengeluh uang saku tidak cukup, gaji kurang, tidak bisa bersedekah banyak, zakatpun kadang kelewat, tidak punya tabungan, tidak punya dana darurat dan asuransi, tidak punya investasi,  kenaikan gaji tidak berasa. Mungkin bukan gaji yang kurang, tapi salah satunya mungkin Anda belum mengetahui pembagian cash flow secara tepat. Sebenarnya pos pembagian pendapatan itu apa saja dan berapa porsi masing-masing. Agar berapapun pendapatan, gaji, keuntungan bisnis cukup untuk memenuhi biaya hidup hari ini, ada yang disiapkan untuk besok, serta  untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang? Berikut pembagian pendapatan untuk masing-masing pos keuangan: 1. Kewajiban Terhadap Tuhan Begitu Anda terima gaji, hal pertama yang harus Anda bayar adalah kewajiban terhadap Tuhan, terdiri dari pengeluaran yang bersifat sosial seperti, zakat, perpuluhan, derma, kebutuha

Mudah Loh Mengatur Gaji Anda

Banyak ibu-ibu pusing karena gaji suami cuma lima juta koma alias tanggal 5 sudah koma. Bagaimana cukup? Belum bayar SPP, belum makan, belum transport. Padahal, banyak orang awam telah melakukan perencanaan keuangan jauh sebelum ilmu perencanaan keuangan mulai membumi seperti saat ini. Hanya saja mereka melakukan hal tersebut dengan cara dan komposisi yang berbeda. Contohnya, orang tua zaman dahulu mengajarkan anak-anaknya melakukan perencanaan lebaran dengan nyelengi atau menabung dalam bumbung bambu tiang rumah, sehari Rp300. Itu salah satu bentuk perencanaan keuangan. Sebenarnya, berapa komposisi dan posnya apa saja agar berapapun pendapatan, gaji, keuntungan bisnis cukup untuk memenuhi biaya hidup hari ini, untuk besok, serta untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang? Dalam tulisan ini, saya akan mengulas khusus untuk direktur keuangan dalam rumah tangga dalam hal ini biasanya "sang ibu". Siapkan catatan, termasuk catatan keuangan se

Akhir Tahun, Saatnya Review Kesehatan Keuangan

Akhir tahun, yang identik dengan diskon, sale, garage sale alias cuci gudang, sangat bisa jadi menggoda mata dan menguras dompet. Apalagi bersamaan dengan liburan sekolah dan tahun baru, keluar masuk tempat wisata dan perbelanjaan, mau tidak mau isi dompet ludes. Yang ada pasca liburan terkaget-kaget melihat saldo tabungan mencapai titik kritis bahkan minus karena gesek kartu kredit melebihi dana tersedia, bahkan dana darurat juga terpakai. Tenang, semua sah-sah saja, sudah terlanjur ini, mau di apakan lagi. Penyesalan tidak ada guna tanpa perbaikan. Nah, untuk menghindari kejadian berulang di tahun depan, mumpung tahun baru, ini saatnya review cash flow bulanan, tahunan, atau membuat RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga) dan NKK (Neraca Keuangan Keluarga), bagi yang belum memiliki pembukuan. 1. Cash Flow Atau Arus Kas Sesuaikan cash flow, mana yang harus di tambah, mana yang harus dikurangi anggarannya. Pengeluaran konsumtif yang mengganggu keuangan

Tipe Investor yang Manakah Saya?

Orientasi investasi keuangan setiap orang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada kondisi ekonomi dan tingkat pemahaman, tujuan keuangan serta pengetahuan seseorang terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan. Perbedaan ini akan berpengaruh kepada keputusan seseorang dalam memilih jenis investasi yang akan ia gunakan untuk mengelola kelebihan dana yang dimilikinya. Secara umum orang yang berinvestasi (investor) ada 5 tipe yaitu: Sangat Konservatif: Anda menghindari risiko dan tidak ingin kehilangan uang sama sekali Konservatif: Anda tidak suka mengambil risiko dan selalu ingin melindungi nilai pokok investasi Seimbang: Anda berani mengambil risiko, lebih menyukai Investasi yang berimbang yang dapat memberikan hasil secara reguler. Merasa nyaman mengambil resiko untuk hasil yang lebih Berkembang: Berani mengambil risiko tinggi untuk mendapatkan hasil yang tinggi Agresif: Disebut juga dengan Risk Taker. Tipe ini sangat berani menghadapi risiko

Keuangan dan Pernikahan

Keuangan baik banyak atau pun sedikit jumlahnya, menjadi salah satu penyebab perselisihan dalam keluarga, bahkan masalah ekonomi (suami tidak bisa menafkahi) adalah penyebab utama perceraian. Data Kementerian Agama, dari 2 juta pernikahan setiap tahun, ada 200 ribuan yang bercerai. Oleh karena itu pemahaman masing-masing pasangan akan pengelolaan, kesepakatan dalam ekonomi rumah tangga sangat penting untuk disepakati dari awal. Sedikitnya isu terkait keuangan dapat menjadi gangguan dalam pernikahan antara lain: 1. Beban Utang Masa Lalu   Kebanyakan orang menikah mempunyai beban keuangan bawaan seperti kredit mobil, kartu kredit atau beban keuangan lain, seperti memberi tunjangan keuangan kepada keluarga, atau bahkan beban hutang untuk biaya pernikahan. Kasus yang sering terjadi, utang untuk biaya pernikahan ini, hingga sudah memiliki 2 orang anak, belum juga lunas. Biasanya ini dialami oleh pasangan pria. Jika satu pihak memiliki utang lebih banyak dari yang lain, a

Momentum Awal Tahun, Lakukan Ini Pada Cash Flow Anda

Tahun 2016 sudah berlalu, mungkin Anda sempat mereview keuangan atau bahkan cuek sama sekali, apakah nilai investasi Anda naik atau turun, apakah dana darurat sudah terpenuhi, apakah sudah cukup investasi pensiun, pendidikan atau rencana keuangan lain. Jika Anda termasuk kategori cuek bebek tersebut, ada baiknya momentum tahun baru ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Setidaknya jika Anda belum membagi pendapatan untuk pos-pos keuangan, ulasan berikut bisa Anda manfaatkan untuk memulainya. Setop review-review, mulailah action , realisasi, disiplinlah terhadap diri sendiri, karena sekali Anda permisif untuk tidak action atau realisasi, maka Anda akan keterusan permisif, yang akan berdampak pada bengkaknya biaya di masa depan. Berikut pembagian cash flow yang wajib Anda dilakukan: 1. Alokasi Pos Sosial   Pos sosial atau biasa disebut 'kewajiban terhadap Tuhan' ini terdiri dari pengeluaran yang bersifat sosial, seperti, zakat, perpuluhan, derma, kebutuhan sesa

KISAH UWAIS AL QORNI

Di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan. "Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji," pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan. Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik