Skip to main content

Single Parent, Bekerja atau Berwirausaha?


T : Mba, saya seorang ibu single parent, suami saya meninggal karena kecelakaan 2 tahun yang lalu. Penghasilan saya dari membuat kue dan warung kelontong, ada terfikir untuk mencari pekerjaan,  Namun anak yang paling kecil masih usia 4 tahun,  yang  besar saat ini sudah kelas 2 SMA. Saya bingung bagaimana biaya sekolahnya nanti, bagaimana biaya sekolah adik-adiknya? Terima Kasih, Ibu Maya, Ciamis. 

J : Ibu Maya, Saya turut berduka atas berpulangnya suami, dan Insya Allah ada jalan karena Allah tidak akan membebani hambanya di luar kemampuannya bukan?

Tentang Sekolah

Untuk kebutuhan biaya sekolah, sebaiknya si sulung kuliah di akademi, yang mencetak generasi terampil, sehingga siap kerja. dan peluang Lulusan Akademi lebih besar dalam lapangan pekerjaan di banding Sarjana. Si sulung misalnya bisa ibu rekomendasikan utk kuliah di Politeknik,  atau Akademi, yang masa kuliahnya mulai 1 hingga 3 tahun. Sehingga nanti cepat mendapat pekerjaan dan bisa membantu ibu untuk membiayai adik-adiknya, dan sebaiknya Kuliahnya dekat dengan tempat tinggal ibu Maya, sehingga tidak perlu biaya Kost dan makan lagi.
Syukur jika anak ibu nanti termasuk yang cerdas dan berprestasi, berpeluang mendapatkan Beasiswa, sehingga bisa kuliah gratis.

Tentang keinginan Ibu Maya untuk Bekerja

Pilihan pertama, ibu tidak perlu bekerja di luar, cukup dengan mengembangkan warung kelontong dan usaha kue. Berdasarkan pengalaman, usaha kelontong bisa memberikan hasil bersih 3%, makanan atau kue, hasil bersih sampai 50%. Anak-anak juga bisa ibu ajarkan berwirausaha dengan kue dan warung itu, misalnya menitipkan atau menjual kue buatan ibu kepada teman-temannya, siap menerima pesanan, dll. Jika Kue Bikinan Ibu, Rasa bintang lima meski buatan rumahan, Insya Allah banyak pelanggan.  Atau saat ini pemrintah juga memiliki program binaan terhadap pengusaha mikro seperti ibu, Ibu bisa memperolehnya di Dinas terkait agar produk ibu bisa ikut di pasarkan. Ibu juga bisa menjualnya secara online. 

Pilihan kedua, jika ibu memilih bekerja, ibu harus pastikan anak-anak ada yang menjaga, mencari Home Asisten (pembantu) misalnya. Nah yang perlu di pertimbangkan adalah bahwa pendapatan ibu nanti harus cukup untuk biaya hidup, sekolah dan menggaji Home Asisten tersebut. 

Nah ibu, selamat mendidik dan mendampingi amanah Allah, semoga anak-anak ibu menjadi anak yang sholeh-sholehah, dan ibu di beri ketegaran dan pundak yagng tangguh utk menjalaninya.

Anda memiliki permasalahan seputar keuangan, silakan konsultasikan ke Associate kami di Shila’s Financial Clinic “ShiFinClic” di 085747588894 atau email di ila.abdulrahman@gmail.com. Twitter @ilarahman, Facebook.com/ila.abdulrahman.

Tulisan ini telah di publikasikan dalam Rubrik Perencanaan keuangan di Harian Joglosemar edisi cetak tanggal 22 Juni 2013, atau dapat juga di baca di 
http://edisicetak.joglosemar.co/berita/single-parent-bekerja-atau-berwirausaha-143944.html 

Artikel Terkait:

Popular posts from this blog

Beban Hutang Pra Nikah

"Saya hendak menikah, tetapi minder, calon suami seorang Pengusaha dan kondisi saya banyak hutang akibat bangkrut berbisnis. Saat ini saya bekerja sebagai karyawan, namun gaji habis utk membayar cicilan dan Saya berikan kepada ibu. Apa yg harus saya lakukan mba?" Nita. Eng ing eng..... Kondisi yang tidak mudah jika saya di posisi mba Nita. Perlu di ketahui, beban hutang, dan tanggungan sebelum menikah menjadi salah satu penyebab kekacauan rumah tangga. Oleh karena itu, mba Nita HARUS mengkomunikasikan beban hutang dan alokasi untuk ibu tersebut kepada calon suami, dan di sepakati : 1. Bagaimana sistem keuangan nantinya, apakah SUAMI (Semua Uang Milik Istri), suami presiden, istri mentri keungan, atau uangku uangku - uangmu uangmu dan masing2 menanggung beban pengeluaran yang telah di sepakati. 2. Sistem keuangan menentukan akhirnya Beban hutang menjadi tanggungan siapa nantinya, tanggungan bersama, atau tetap tanggungan mba Nita. 3. Juga bagaimana dengan alokasi untuk ...

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

STEP BY STEP PROSES FINANCIAL PLANNING DI SHILA FINANCIAL

Berikut ini adalah step by step proses konsultasi keuangan di SHILA FINANCIAL sesuai dengan standar IARFC: Calon klien diharapkan memberikan informasi terperinci tentang kondisi keuangannya. Untuk itu, calon klien diminta untuk melakukan asesmen keuangan dengan mengisi formulir DGQ (Data Gathering Questionnaire). Pengisian formulir DGQ akan membantu kami untuk memahami lebih lanjut kondisi keuangan dan faktor-faktor non-keuangan yang berpengaruh pada calon klien. Formulir DGQ dapat diisi secara langsung pada saat konsultasi atau dapat diirim melalui email jika tidak memungkinkan bertemu langsung. Setelah formulir DGQ dikirimkan kembali dan kami sudah memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi dan tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh calon klien, kami akan melakukan Financial Check-up dan mengirimkan hasilnya beserta surat penawaran biaya konsultasi sesuai dengan lingkup kerja yang diinginkan oleh calon klien. Surat penawaran tersebut terbuka untuk diskusi, dan jika sudah disepak...