Tak banyak masyarakat perkotaan di Indonesia menggunakan perencanaan untuk pemanfaatan uang miliknya.
Menurut konsultan perencana keuangan “SHILA Financial" Siti Ruhaillah
Abdulrahman, perencanaan keuangan tidak melulu bagi mereka yang
berkantong tebal atau bergaji tinggi. Ila, begitu dia akrab disapa,
mengaku pernah menerima konsultasi dari klien yang hanya bergaji Rp 1,6
juta per bulan.
“Kebutuhan makan itu hanya sekitar 40 persen dari pendapatan, sisanya
untuk kebutuhan lain. Kalau kebutuhan makan lebih dari itu berarti ada
yang salah,” kata dia memberi contoh. Selasa (26/1).
Lebih lanjut dia mengatakan, sekitar 80 persen masyarakat perkotaan
di Indonesia belum begitu menyadari pentingnya perencanaan keuangan.
Dari hasil survai, dari sekitar 50 persen masyarakat perkotaan yang
mengetahui perencanaan keuangan, hanya sekitar 20 persen yang
benar-benar paham.
Karena itu, pihaknya akan melakukan edukasi dan mensosialisasikan
pentingnya perencanaan keuangan itu pada masyarakat. Baik melalui
lembaga konsultasi perencanaan keuangan miliknya atau melalui Asosiasi Perencana Keuangan Indonesia (APERKEI)
“Selain komersial, setiap bulan sekali kami juga membuka konsultasi
gratis perencanaan keuangan bagi masyarakat yang membutuhkan,”
pungkasnya
.
http://berita.suaramerdeka.com/bisnis/perencanaan-keuangan-tak-hanya-bagi-yang-berkantong-tebal/