Skip to main content

Lagi Krisis Ekonomi? Justru Ini Waktunya Investasi!


Kondisi Ekonomi Lagi Gak Enak, Terus Gimana Dong Investasinya?

Situasi ekonomi global saat ini sedang kurang menguntungkan, salah satunya dipicu oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kondisi ini turut mengguncang pasar investasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, bagi kita masa krisis seperti ini justru menghadirkan peluang emas untuk melakukan investasi yang cerdas. Penting untuk dipahami bahwa investasi yang dimaksud di sini berorientasi jangka panjang, mulai dari satu tahun, tiga tahun, sepuluh tahun ke depan, dan seterusnya. Ini berbeda dengan trading yang fokus pada keuntungan cepat melalui jual beli dalam waktu singkat.

Kenapa Krisis Justru Bisa Bikin Kita Makin Cuan? Analogi sederhananya adalah seperti berbelanja saat ada diskon besar-besaran. Harga-harga produk investasi, seperti unit reksadana dan saham, sedang mengalami penurunan. Bayangkan jika biasanya dengan seratus rupiah kita hanya bisa membeli satu unit reksadana atau beberapa lembar saham, saat diskon ini, dengan jumlah uang yang sama, kita bisa mendapatkan jumlah yang jauh lebih banyak. Bagi mereka yang memiliki modal dan kesabaran, ini adalah saat yang tepat untuk mengakumulasi aset-aset berkualitas dengan harga yang lebih rendah. Inilah juga mengapa seringkali kita lihat di masa krisis, yang kaya semakin kaya karena mereka mampu memanfaatkan peluang penurunan harga ini. Tentu saja, kita yang memiliki modal terbatas bisa juga berpeluang menjadi lebih kaya dari sebelumnya. Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan.

Pilihan Investasi Simpel di Pasar Modal Buat Kita dan Tujuan Keuangan:

1.      Emas: Pelindung Nilai di Tengah Ketidakpastian Emas telah lama diakui sebagai aset safe haven atau pelindung nilai yang handal di masa krisis. Ketika pasar saham dan mata uang mengalami gejolak, para investor cenderung mencari keamanan pada emas, yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaannya dan mendorong harganya naik. Oleh karena itu, mengalokasikan sebagian kecil portofolio investasi kita ke dalam emas bisa menjadi strategi defensif untuk melindungi nilai aset dari risiko inflasi dan ketidakpastian ekonomi global. Investasi emas dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari membeli emas fisik dalam bentuk batangan atau koin, menabung emas secara digital, hingga memanfaatkan fitur pembelian emas langsung melalui ATM yang baru saja diluncurkan oleh BSI.

2.      Reksadana: Solusi Patungan Investasi yang Fleksibel Sesuai Tujuan Waktu Reksadana menawarkan fleksibilitas yang besar karena dapat disesuaikan dengan jangka waktu dan tujuan keuangan kita:

o   Reksadana Pasar Uang (RDPU): Ideal untuk Parkir Dana Jangka Pendek (Kurang dari 1 Tahun). Jika kita memiliki dana yang rencananya akan digunakan dalam waktu dekat, misalnya kurang dari satu tahun untuk keperluan seperti uang muka rumah atau biaya pendidikan anak, reksadana pasar uang adalah pilihan yang paling sesuai. Tingkat risikonya paling rendah dan likuiditasnya tinggi, sehingga dana dapat dengan mudah dicairkan saat dibutuhkan.

o   Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT): Pilihan Tepat untuk Tujuan Jangka Menengah (1-3 Tahun). Untuk tujuan keuangan yang memiliki jangka waktu sedikit lebih panjang, antara satu hingga tiga tahun, seperti biaya kuliah anak dalam tiga tahun ke depan atau rencana renovasi rumah, reksadana pendapatan tetap dapat menjadi alternatif yang menarik. Mayoritas isi portofolionya adalah obligasi atau surat utang, yang cenderung memberikan keuntungan yang lebih stabil.

o   Reksadana Campuran (RDC): Fleksibilitas untuk Tujuan Jangka Menengah (3-5 Tahun). Jika kita memiliki berbagai tujuan keuangan dengan jangka waktu yang berbeda, reksadana campuran dapat menjadi solusi yang fleksibel. Portofolio atau isi RDC memungkinkan berbagai jenis aset, termasuk saham, obligasi, dan pasar uang.

o   Reksadana Saham: Potensi Keuntungan Jangka Panjang (Lebih dari 5 Tahun). Untuk tujuan keuangan jangka panjang, seperti persiapan dana pensiun atau pembelian rumah impian dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang, reksadana saham memiliki potensi untuk memberikan keuntungan yang paling tinggi. Terutama di masa krisis seperti saat ini, jika kita memilih reksadana saham yang berinvestasi pada saham-saham perusahaan dengan fundamental yang kuat, kita berpotensi mendapatkan harga beli yang menarik. Namun, perlu diingat bahwa reksadana saham juga memiliki tingkat risiko yang paling tinggi dibanding reksadana lainnya, sehingga disarankan untuk investasi tujuan keuangan jangka panjang.

3.      Saham: Membeli Kepemilikan Perusahaan Unggul untuk Jangka Panjang (Lebih dari 5 Tahun). Bagi kita yang memiliki dana lebih dan tujuan keuangan yang berorientasi jangka panjang (lebih dari lima tahun), investasi langsung pada saham perusahaan-perusahaan yang kita yakini memiliki prospek bisnis yang baik dapat memberikan potensi keuntungan yang maksimal. Saat harga saham sedang mengalami penurunan akibat krisis, ini adalah kesempatan emas untuk membeli saham perusahaan-perusahaan fundamental kuat dengan harga diskon. Namun, investasi saham memerlukan riset yang mendalam dan kesabaran dalam menghadapi volatilitas pasar. Sederhananya, belilah saham yang produknya kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk : masak, mandi, makan. Apalagi?

4.      Manfaatkan Obligasi/Sukuk Sebagai Sumber Penghasilan Tambahan. Obligasi (surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan) dan sukuk (obligasi syariah) tidak hanya berfungsi untuk menstabilkan portofolio investasi kita, tetapi juga dapat menjadi sumber penghasilan pasif yang menarik. Kita akan menerima kupon atau imbal hasil secara berkala. Dana yang diterima dari kupon ini sebaiknya tidak hanya digunakan untuk konsumsi, tetapi dapat diinvestasikan kembali ke produk pasar modal lainnya, sehingga potensi pertumbuhan aset kita semakin besar. Contohnya, kupon dari obligasi dapat kita alokasikan untuk membeli unit reksadana pasar uang atau secara bertahap kita kumpulkan untuk membeli saham-saham yang prospektif di masa depan.

Penting: Tingkatkan Pengetahuan dan Jangan Ragu Berkonsultasi dengan Ahli! Mengingat beragamnya pilihan investasi di pasar modal, baik reksadana maupun saham, sangat disarankan untuk mencari nasihat dari perencana keuangan atau konsultan investasi independen. Mereka memiliki keahlian untuk membantu kita memahami profil risiko pribadi, menetapkan tujuan keuangan yang realistis, dan memilih produk investasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial kita. Jangan ragu untuk mencari panduan profesional agar keputusan investasi kita lebih terarah dan aman.

Intinya: Investasi apa yang tepat di saat krisis adalah investasi yang dilakukan, tidak hanya wacana, dan produknya sesuai dengan jangka waktu tujuan keuangan kita. Meskipun krisis ekonomi dapat menimbulkan kekhawatiran, ini adalah saat yang tepat untuk mengambil peluang investasi yang cerdas. Jangan hanya terpaku pada dampak negatif krisis, tetapi lihatlah peluang untuk mengakumulasi aset-aset berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Ingatlah bahwa investasi yang sukses membutuhkan kesabaran dan perspektif jangka panjang, berbeda dengan trading yang berorientasi pada keuntungan cepat. Dengan strategi yang tepat, disesuaikan dengan jangka waktu kebutuhan dana kita, serta dengan kehati-hatian dalam memilih produk dan memanfaatkan bantuan dari para ahli, bukan tidak mungkin kita dapat mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik di masa depan. Tetap lakukan riset dan sesuaikan setiap keputusan investasi dengan kondisi keuangan dan tujuan pribadi kita. Selamat berinvestasi! Bingung? Chat Aja! :D

Penulis : Ila Abdulrahman S.Pt, RIFA, RFC, C. Med.

Founder Shila Financial, Financial Planner & Mediator Non Hakim.
Duta Literasi Keuangan Nasional OJK

Terhubung dengan Mba Ila

 

Artikel telah diterbitkan di Alumni IPB News Edisi 13, April 2025

Popular posts from this blog

Beban Hutang Pra Nikah

"Saya hendak menikah, tetapi minder, calon suami seorang Pengusaha dan kondisi saya banyak hutang akibat bangkrut berbisnis. Saat ini saya bekerja sebagai karyawan, namun gaji habis utk membayar cicilan dan Saya berikan kepada ibu. Apa yg harus saya lakukan mba?" Nita. Eng ing eng..... Kondisi yang tidak mudah jika saya di posisi mba Nita. Perlu di ketahui, beban hutang, dan tanggungan sebelum menikah menjadi salah satu penyebab kekacauan rumah tangga. Oleh karena itu, mba Nita HARUS mengkomunikasikan beban hutang dan alokasi untuk ibu tersebut kepada calon suami, dan di sepakati : 1. Bagaimana sistem keuangan nantinya, apakah SUAMI (Semua Uang Milik Istri), suami presiden, istri mentri keungan, atau uangku uangku - uangmu uangmu dan masing2 menanggung beban pengeluaran yang telah di sepakati. 2. Sistem keuangan menentukan akhirnya Beban hutang menjadi tanggungan siapa nantinya, tanggungan bersama, atau tetap tanggungan mba Nita. 3. Juga bagaimana dengan alokasi untuk ...

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

STEP BY STEP PROSES FINANCIAL PLANNING DI SHILA FINANCIAL

Berikut ini adalah step by step proses konsultasi keuangan di SHILA FINANCIAL sesuai dengan standar IARFC: Calon klien diharapkan memberikan informasi terperinci tentang kondisi keuangannya. Untuk itu, calon klien diminta untuk melakukan asesmen keuangan dengan mengisi formulir DGQ (Data Gathering Questionnaire). Pengisian formulir DGQ akan membantu kami untuk memahami lebih lanjut kondisi keuangan dan faktor-faktor non-keuangan yang berpengaruh pada calon klien. Formulir DGQ dapat diisi secara langsung pada saat konsultasi atau dapat diirim melalui email jika tidak memungkinkan bertemu langsung. Setelah formulir DGQ dikirimkan kembali dan kami sudah memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi dan tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh calon klien, kami akan melakukan Financial Check-up dan mengirimkan hasilnya beserta surat penawaran biaya konsultasi sesuai dengan lingkup kerja yang diinginkan oleh calon klien. Surat penawaran tersebut terbuka untuk diskusi, dan jika sudah disepak...